Showing posts with label Badminton. Show all posts
Showing posts with label Badminton. Show all posts

Wednesday, June 30, 2010

Taufik Hidayat Arena :: Mimpi Taufik Hidayat Bangun Gedung Bulutangkis Jadi Kenyataan

JAKARTA - Peraih medali emas Olimpiade Athena, Taufik Hidayat akan tetap eksi di bulutangkis meskipun nanti sudah gantung raket. Salah satu rencananya setelah pensiun, Taufik akan membangun  gedung bulu tangkis sendiri dengan menggunakan namanya, Taufik Hidayat. Mimpi Taufik tersebut akan menjadi kenyataan setelah Rabu (30/06)  Taufik meletakan batu pertama pembangunan gedung bulutangkis di daerah Cibubur Jakarta Timur. 


+ Untuk memeriahkan hari dimulainya pembangunan gedung impian itu, Taufik mengundang Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia Djoko Santoso, Ketua Umum KONI Rita Subowo dan tokoh-tokoh olahraga, keluarga besarnya, masyarakat sekitar lokasi serta awak media.

Gambaran desain gedung pun ditayangkan di depan para undangan disertai komentar beberapa tokoh bulu tangkis, seperti legenda hidup bulu tangkis Christian Hadinata, rekan pemain bulu tangkis, artis, komedian. Rencananya, bangunan itu dilengkapi delapan lapangan beserta tribun, delapan kamar asrama, ruangan fitnes, audio visual, internet dan lapangan futsal.

Menantu Agum Gumelar ini mengaku biaya pembangunan yang tidak sedikit ini berasal dari dana pribadinya, ditambah bantuan keluarga dan teman-teman yang peduli pada bulu tangkis serta dari beberapa sponsor.

“Tujuan utama saya untuk membantu regenerasi pemain, setelah saya pensiun nanti saya akan mengadikan diri melalui ini untuk kemajuan bulutangkis Indonesia,” kata Taufik.

Taufik membayangkan ada bibit-bibit muda yang bisa dibina intensif di Taufik Arena nanti. Bibit muda yang berbakat dan potensial, kata suami Ami Gumelar ini, akan dibina serius tidak dipungut biaya. Untuk pemain yang hanya ingin bersenang-senang latihan, juga diizinkan ikut. “Pemain asing dan dari tempat lain bisa latihan tanding di sini kelak,” katanya.

Pada tahap awal, Taufik akan menggadengan bekas klubnya SGS Elektrik Bandung untuk mencari bibit pemain yang bagus dan juga menyediakan pelatihnya. Sebagai Kepala Pelatihnya, Taufik menunjuk pelatih pribadinya Mulyo Handoyo. Pelatihnya di waktu masih kecil, Iie Sumirat juga telah menyanggupi untuk menjadi salah satu pelatih di Taufik Arena.

Niat Taufik mendapat restu dan dukungan dari Ketua Umum PBSI Djoko Santoso. “Saya bangga atas prakarsa dan tekatnya memajukan bulutangkis Indonesia,” kata Djoko saat menghadiri peletakan batu pertama. Ia berharap rekan atlet lainnya juga ikut memberikan kontribusi bagi kemajuan bulu tangkis Indonesia.

Rita Subowo, Ketua KONI, pun berharap sama dengan Djoko. “Saya berharap semua atlet punya jiwa seperti Taufik,” kata Rita yang menghadiri perayaan siang itu dengan mengenakan pakaian lapangan dinas TNI untuk tempur.


Christian Hadinata, Kepala Pelatnas PBSI, ikut memuji gebrakan Taufik. Menurutnya tidak semua atlet melakukan hal yang sama. “Walaupun sudah berprestasi tetap mau peduli terhadap regenerasi bulutangkis Indonesia,” katanya. (Unk)




Tuesday, June 29, 2010

All About Taufik Hidayat and Memory in Athena

Taufik lahir bukan dari keluarga atlet. Aris Haris, sang ayah, juga bukan penikmat dan penggila olahraga. Kedua orangtua pebulutangkis asal Klub Sangkuriang ini hanyalah petani sayur-mayur yang biasa berkutat dengan lahan garapan.
Entah karena bisikan gaib atau karena antipati pada sepak bola, Aris Haris dan Enok Dartilah, sang ibu, membelokkan minat si kecil Taufik Hidayat dari sepak bola ke bulutangkis. Itu terjadi saat tunangan Deswita Maharani ini berusia sekitar 7-8 tahun.
Aris Haris dan Enok Dartilah meyakini warna sepak bola Indonesia masih berwajah buram. Olahraga ini bukanlah olahraga menjanjikan. Kadang sepak bola juga sering diwarnai keributan. "Sepak bola memang banyak digemari. Tetapi untuk mengejar prestasi sebaiknya saya milih bulutangkis karena sudah mendunia. Ini adalah saran Papa," kata Taufik.
Saran Aris Haris rupanya mendapat sambutan bagus dari sang anak. Taufik pun akhirnya masuk klub pimpinan Lutfi Hamid, Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Bandung. Adalah si eksentrik legendaris I'ie Sumirat yang mulai melihat bakat Taufik. Pemain era 1970-an yakin kalau dibina secara benar anak didiknya tersebut akan menjadi pemain andal. Taufik yang bagaikan intan terpendam pun mulai diasah menjadi permata bernilai tinggi.
Taufik kecil pun rela menempuh perjalanan sejauh 80 Km dari Pengalengan ke Bandung pulang-pergi. Dia berlatih usai pulang sekolah. Latihan berlangsung hingga pukul 20.00 WIB.
"Kalau belajar pada malam hari kadang saya terkantuk-kantuk. Malah sering pula ketiduran. Memang kondisinya sudah sangat capai,"' tutur dia.

Satu hal yang membuatnya Taufik bisa seperti saat ini adalah karena disiplinnya yang tinggi. Aris Haris menerapkan ini pada anak kandungnya tersebut. Setiap permintaan Taufik kecil harus dibarter dengan main skipping dan dambel. Nyatanya semua itu berbuah bagus untuk Taufik. Gerakan kakinya makin lincah. Pergelangan tangannya juga makin kuat. ( sumber SUARA MERDEKA)








Kisah Hilangnya Mahkota Daun Zaitun Milik Taufik Hidayat

Ceriteranya begini. Olimpiade Athena 2004 ini memang berbeda dengan olimpiade-olimpiade sebelumnya. Selain mengulang tempat penyelenggaraan 108 tahun lalu, banyak hal yang lalu dimirip-miripkan dengan Olimpiade Athena 1896 itu.
Hal yang dimiripkan pertama adalah dipakainya Stadion Panathinaikos sebagai salah satu tempat pertandingan, yaitu panahan. Stadion Panathinaikos ini adalah tempat penyelenggaraan olimpiade modern pertama tahun 1896 itu.
Hal kedua adalah ikon-ikon yang dipakai pada nomor cabang juga dimiripkan dengan ikon-ikon kuno Yunani, yaitu dengan warna dasar oranye plus siluet atlet berwarna hitam. Dan, yang paling mirip dengan penyelenggaraan Olimpiade 1896, bahkan juga persis dengan olimpiade purba, adalah pemahkotaan pemenang dengan daun zaitun. Maka, walau cuma daun zaitun, maknanya besar sekali.
TAUFIK masih mengenakan mahkota daun itu saat diboyong ke ruang jumpa pers. Sepanjang jalan puluhan kali ia harus berhenti melayani orang-orang yang mengajak berfoto.
Kompas juga masih menyaksikan, dalam acara tanya jawab, mahkota itu terletak di dekat tangan kanan Taufik. Namun, apa daya, dalam perjalanan kembali ke kampung atlet, Taufik lupa membawa mahkota itu. Ia yakin tertinggal di ruang jumpa pers. "Saya yakin tertinggal di sana," katanya.
Lupanya Taufik bisa dimaklumi. Bukannya ia sudah pikun, bukan. Namun, begitu selesai acara tanya jawab, ia sudah dicecar untuk difoto dengan berbagai pose dan selesai berfoto ia ditarik dan dikawal petugas untuk langsung kembali ke bus yang mengantarnya ke kampung atlet.
Taufik pasti tidak sempat kembali ke meja jumpa pers. Dan orang Indonesia yang hadir di ruangan itu pasti juga tidak terlalu ngeh akan hal itu. Kok bisa hilang? Terang saja. Mahkota Taufik pasti disambar siapa pun yang melihatnya. Barang apa pun yang berbau Olimpiade Athena laris manis. Begitu pertandingan bulu tangkis selesai, poster-poster yang menempel di gedung jadi rebutan gadis-gadis yang jadi petugas di sana. Juga di lapangan tenis.

Kalau poster yang agak kusut saja jadi rebutan, apalagi mahkota Taufik?



TAUFIK masih tampak sedih atas kehilangan mahkota itu sampai Minggu (22/8) atau sehari setelah kemenangannya. Oleh Humas KONI, Linda Wahyudi, Taufik lalu diajak cari penggantinya. Dan, Taufik semula menolak karena menurut dia apalah arti pengganti karena pasti hanya sekadar daun biasa.
Setelah dibujuk beberapa kali, akhirnya Taufik mau juga diajak berjalan-jalan ke daerah Plaka, tempat toko-toko suvenir berada. Ikut pula dalam perjalanan itu beberapa pemain bulu tangkis lain.
Di daerah Plaka tiruan mahkota daun itu memang banyak dijual. Yang buatannya sebagus untuk pemenang Olimpiade harganya 10 euro (sekitar Rp 110.000). Sementara yang lebih jelek sekitar 3 sampai 5 euro.
Taufik sama sekali tidak melirik tiruan-tiruan itu. Sampai saat ia masuk ke sebuah toko souvenir, ia melihat tiruan mahkota daun yang dilapis emas.
"Beli itu aja sekalian Fik. Suvenir, sekalian, keren pula," bujuk Linda Wahyudi. Dan Taufik setuju. Namun, harga mahkota lapis emas itu bukan main, 160 euro atau sekitar Rp 1,7 juta. Pahlawan Olimpiade 2004 Indonesia ini sempat ragu.
Namun, kejutan terjadi. Anak sang pemilik toko mengenali Taufik sebagai peraih medali emas bulu tangkis tunggal putra. Dan gegerlah seisi toko.
Foto sana foto sini kembali terjadi. Sang pemilik toko yang merasa mendapat kehormatan dikunjungi sang juara menurunkan harga mahkota emas itu dengan drastis. Jadilah Taufik cukup membayar 100 euro. Flandy Limpele yang ikut dalam rombongan rupanya tertarik juga. Namun, ia tidaklah membeli yang berlapis emas seperti Taufik. Flandy membeli yang dilapisi tembaga. "Yah, aku kan medali perunggu," katanya, sambil tertawa.
Akhirnya senyum Taufik kembali. Ia sudah mendapatkan penggantinya. Namun, saat dijumpai di bandara menjelang pulang, ia hanya tersenyum saat ditanyai soal mahkota pengganti itu. "Disimpan saja. Takut hilang lagi," katanya. (Arbain Rambey, dari Athena) ( SUMBER KOMPAS)
http://lelaki.blogdrive.com/archive/o-50.html




Biografi 








Taufik Hidayat populer sebagai seorang atlet bulutangkis Indonesia yang berhasil memboyong sejumlah piala kaliber dunia. Pada Olimpiade Athena 2004, dirinya berhasil meraih medali emas dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan.

Selain itu, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981 ini juga menyandang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Enam kali menjuarai Indonesia Terbuka yaitu tahun 1999, 2000, 2002, 2003, 2004 dan 2006. Ditabah lagi menjurai Piala Thomas (2000, 2002, 2004 dan 2006) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003 dan 2005).

Pada sisi selebritisnya, ayah dari Natarina Alika Hidayat ini saat muda dikenal sebagai pria playboy yang kerap berganti pacar. Sebut saja artis Nola AB TheereDeswita MaharaniLinda Rahman dan sebelum kemudian menikah dengan Army Dianti Gumelar, putri mantan menteri perhubungan dan ketua KONI, Agum Gumelar



Bahkan seorang perempuan bernama Fanny mengaku telah melahirkan anak dari hubungannya dengan Taufik saat masih sekolah dahulu. Bayi yang diperkirakan hubungan mereka berdua itu diberi nama Excel Revian Agachie.

Friday, June 25, 2010

Nonton Live Djarum Indonesia Open 2010 Babak Perempat Final

Hem.. akhirnya nonton pertandingan bulutangkis secara langsung bisa kesampean juga.. hehehehe
tentu aku sangat sangat berterimakasih buat teman-teman ku yang udah mau ikut dalam nonton Djarum Indonesia Open 2010.
Pertamanya, aku, dewi, yoseph, bintang, tito dan maharani janjian di depan jagorawi jam 9. Pas mau berangkat itu gerimis, tapi tetep jadilah, yaah atuh masa kita kalah sama gerimis..? haha
akhirnya aku nyampe jam 9 lewat dikit lah.. biasa, jam Indonesia itu kan jam karet.. hahaha
waktu aku nyampe baru ada dewi sama bintang doang. Terus ga lama datanglah yosep. Yang bikin kita berangkat jam setengah 10 yaitu Tito. Dia ngaret banget soalnya di cibinong macet. haha
Kita itu kalo ga salah naik bis jurusan tanah abang kayaknya mah, terus kita turun di komdak. Nah dari komdak kita naik bis kecil semacam kopaja gitu, terus turun di depan pintu satu gelora bung karno.

akhirnya kita masuk lewat situ. Tau ga, pertamanya kan kita malah masuk ke daerah gelora bung karno. hhihihi
salah alamat coy, akhirnya kita nanya dan sampe juga di tempat tujuan. Tapi belum nyampe situ, kita masih bingung nyariin loket pembelian tiketnya. Kita puterin itu istora yang gede itu, ehh ga taunya loketnya ada di luar istora. Hahahahaha

Langsung aja ya ceritanya ke suasana di dalem istora. aku, dewi sama rani duduk paling depan di pintu A8. kalau yang cowok-cowoknya kayak si yosep, bintang ma tito mereka duduk di belakang kita. Yaampun, bener" merinding banget nonton secara langsung. Seru abiss dah. Teriak-teriakan.. teprok-teprok balon, poto-poto pemainnya. ihh sumpah seru banget :)

di pertandingan ganda campurannya kohendra, aku ga berhenti manggil namanya kohendra.. yampun soalnya aku ngefans banget sama dia. nah yang paling seru lagi waktu pertandingan Ka Taufik lawan ka Simon, beuh.. Teriak-teriaknya parah, aku doang yang paling kenceng neriakin namanya Ka Taufik !!! Ayo Semangat kak...!!!! hahahahha nyampe aku bilang Ka Taufik, I love Youu..!! hahaha
gelo banget dah, padahal ka taufiknya mainnya di depan aku banget.. Abis dia mainnya keren banget sih..



Pokonya hari ini menyenangkan, walaupun pulangnya musti naik bis plus berdiri, tapi ga apa apa lah demi mereka orang-orang yang aku kagumin. I LOVE YOU ALL :)

The Photos are :










My Message wall, ohmaigosh.. I miss KINDRA SOO ......






and we can't wait for DIO next year !!! yeaahhh..

Tuesday, December 2, 2008

Semangat Indonesia !!!



Final Super Series BWF 2008
Ayo,, semangat buat tim Indonesia..
Pertandingan tertutup BWF yang diadakan di Malaysia bulan ini.
Semangat buat yang lolos,
tunngal putra :

  • Sony Dwi Kuncoro

  • Taufik Hidayat
ganda putra :

  • Markis Kido/Hendra Setiawan

  • Chandra Wijaya/Tony Gunawan
ganda putri :

  • Lilyana Natsir

  • Vita Marissa
ganda campuran :

  • Nova Widianto

  • Lilyana Natsir

MY FAVORITE BADMINTON PLAYER



Koh Hendra


Dia adalah salah satu pemain bulutangkis kesukaan aku

Nama lengakapnya Hendra Setiawan
Lahir di Pemalang 25 Agustus 1985
Klubnya Jaya Raya
sekarang dia pacarnya Sansan
main di ganda putra bersama Markis Kido
aku suka sama dia karena dia itu mempunyai prestasi yang sangat bagus, orangnya juga ramah, rajin dan pendiam.
Pertama karena dia, aku jadi suka sama bulutangkis Indonesia. Aku pengen banget ketemu sama dia. Dari beratus bahkan beribu orang yang suka sama dia, pasti bangga bisa jadi orang terdekatnya. Sukses terus bulutangkis Indonesia ! Indonesia luar biasa !
BANZAI !!!!
 

FREE HOT VIDEO 1 | HOT GIRL GALERRY 1

FREE HOT VIDEO 2 | HOT GIRL GALERRY 2

FREE HOT VIDEO 3 | HOT GIRL GALERRY 3

FREE HOT VIDEO 4 | HOT GIRL GALERRY 4

FREE HOT VIDEO 5 | HOT GIRL GALERRY 5

FREE HOT VIDEO 6 | HOT GIRL GALERRY 6

FREE HOT VIDEO 7 | HOT GIRL GALERRY 7

FREE HOT VIDEO 8 | HOT GIRL GALERRY 8

FREE HOT VIDEO 9 | HOT GIRL GALERRY 9

FREE HOT VIDEO 10|HOT GIRL GALERRY 10

FREE HOT VIDEO 11|HOT GIRL GALERRY 11