Showing posts with label INSPIRATION. Show all posts
Showing posts with label INSPIRATION. Show all posts

Monday, April 11, 2011

Kisah Beruang

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar
di tepi sungai deras, waktu itu memang tidak sedang musim ikan.

Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar
air. Namun, tak satu juga ikan yg berhasil ia tangkap. Setelah
berkali-kali mencoba, akhirnya..hup .. ia dapat menangkap seekor ikan
kecil.

Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan, si ikan kecil itu meratap
pada sang beruang,

"Wahai beruang, tolong lepaskan aku."

"Mengapa ?" tanya beruang.

"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat
celah-celah gigimu," rintih sang ikan.

"Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.

"Begini saja,tolong kembalikan aku ke sungai, setelah beberapa bulan aku
akan tumbuh menjadi ikan yang besar, di saat itu kau bisa menangkapku
dan memakanku utk memenuhi seleramu." kata ikan.

"Wahai ikan, kau tahu kenapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya
beruang

"Mengapa?" ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Karena aku tidak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan
yang telah tergenggam di tangan !" jawab beruang sambil tersenyum
mantap.

"Ops !" teriak sang ikan.

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita
tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima
kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu
saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di
kemudian hari, saat kita harus berucap :"Ohhhh... andaikan aku tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu dulu ..!!!?. Maka bijaksanalah pada hidup,
hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.

Disaat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan;....
Disaat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan;
....

Di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; ....
Dan dalam kondisi terburukpun selalu ada kesempatan untuk meraih kembali
yang terbaik untuk hidup kita....

Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara
yang besar.

Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi
kesempatan yang besar.

Kisah Penjual Tempe

Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Di situ ada seorang perempuantua yang sangat kuat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe danmenjualnya di pasar setiap hari. Ia merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyara hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri. 

Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untukpergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersedar yang tempenya yang diperbuat daripada kacang kedelai hari itu masih belum menjadi, separuh jadi. Biasaannya tempe beliau telah masak sebelum berangkat. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah memang semuanya belum masak lagi. Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe yang masih belum jadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu.



Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahawa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat keduatangannya sambil berdoa , "Tuhan , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin"Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahawa Tuhan pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan dia pun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang soya itumenjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang kedelai. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula danberdoa lagi. "Tuhan, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapatmenjual tempe kerana inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini kepada tempe, Amin". Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan hairan apabila tempenya masih tetap begitu!!

 

Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mulai didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walaubagaimanapun karena keyakinannya yg sangat tinggi dia meneruskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.

Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pemergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi dalam perjalanannya kepasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju kepasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini.Amin".

Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai sahaja di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah menjadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempeyang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum menjadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudahmula merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan kerana doanya tidakdikabulkan. Dia merasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, hasil jualan tempe.

Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi. Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang. Dia melihat-lihat kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tidak ada hasil jualan yang bisa dibawa pulang. Namun jauh disudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, "Tuhan,berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum menjadi ini.

"Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita."Maaf ya, saya ingin bertanya, apa ibu menjual tempe yang belum menjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum ketemu lagi."Dia termenung dan terkanget-kaget seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya "Tuhan, saat ini aku tidak mahu tempe ini jadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin". Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah kagetnya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi!

Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, "Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang kini berada di Inggris ingin makan tempe dari desa. Dikarenakan tempe itu akan dikirimkan ke England, si ibu tadi membeli tempe yang belum jadi lagi supaya apabila sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak enak lagi dan rasanya pun kurang sedap. Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah dimakbulkan oleh Tuhan...

Moral:
Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan sewaktu berdoa,padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apayang terbaik untuk diri kita.
Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan seharian kita sebagaihambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yangdipinta. Percayalah bahawa Tuhan akan mengabulkan doa kita sesuai denganrancanganNya yang mungkin di luar jangkaan kita.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Sunday, April 10, 2011

IPK Vs Softkill

Sebuah penelitian dari
National Association of College and Employee (NACE)
2002 menempatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) di
perguruan tinggi (PT) pada urutan ke-17. IPK kalah
oleh kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi,
kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, dan
bijaksana. Namun kemampuan komunikasi, bekerja sama,
interpersonal, etika, inisiatif, adaptasi, dan
analitik lebih penting daripada komputer. Bisa jadi
ada keraguan bahwa IPK tinggi adalah bagus, demikian
sebaliknya.

Perolehan IPK tinggi mulai diragukan oleh banyak
kalangan. Dampaknya, konsumen cenderung tidak terlalu
bersemangat merekrut alumni PT yang IPK-nya terlalu
tinggi. Bisa jadi IPK malah menyulitkan dalam setiap
penyelesaian pekerjaan lantaran egoisme diri tiap-tiap
individu terlalu tinggi sehingga mengabaikan kerja
sama dengan orang lain yang menjadi mitranya. Tentu
hal ini akan merugikan konsumen sebagai lembaga
sehingga produktivitas menjadi terganggu. Konsumen pun
pindah mencari figur yang dipandangnya mampu
mempertinggi produktivitas dan kemampuan team work
sebagai primadona baru seperti halnya soft skill.

Dalam dunia publik, posisi kesarjanaan menjadi penting
untuk karier para pejabatnya. Fenomena tersebut
didorong pula dengan persyaratan untuk menempati pos
lebih tinggi dengan gelar kesarjanaan mulai dari
strata 1 sampai strata 3. Bagi kalangan ini, soft
skill bukan hal yang asing termasuk berhadapan dengan
para pengajarnya. Dampak paling dekat, bisa jadi
kemampuan memperoleh IPK bagus bagi sebagian orang
cenderung disebabkan oleh soft skill-nya.

Kalangan mahasiswa muda (MM) sering kalah oleh
kalangan mahasiswa pegawai (MP) kendati kalangan
terakhir agak sulit membagi waktu kuliah dengan
bekerjanya. Bisa saja MP yang pejabat lebih diramahi
dosennya karena posisi publiknya. Tetapi tidak bisa MM
mengimitasi yang MP. Bagi MP kuliah dan lulus menjadi
persyaratan administratif untuk kariernya, sementara
bagi MM menjadi bekal hidupnya kelak dalam menjalani
hidup dan kehidupannya.

Dampak image bisa ke motivasi kuliah. Kejaran terhadap
nilai dan cepat lulus sering kali membuat MM lupa
bahwa ilmu dan wawasan menjadi lebih penting daripada
sekadar nilai tinggi. Cum laude mestinya ditafsirkan
sebagai penguasaan wawasan dan kekayaan sosial pun
menjadi paripurna. Kecenderungan konsumen mencari
pemilik soft skill mestinya mendorong MM menjadi
mahasiswa aktivis. Namun perlu dihindari kepercayaan
diri yang terlampau tinggi ketika menjadi aktivis
sehingga mengabaikan lingkungan sekitar. Pengabaian
ini bisa menciptakan stigma buruk sebagai mahasiswa
yang sombong dan meremehkan orang lain.

Pemupukan soft skill tentu melibatkan lembaga terkait
selevel Pembantu Rektor III, Pembantu Dekan III
ataupun Jurusan/Program Studi. Pembinaan dilakukan
supaya soft skill tidak melenceng menjadi kesombongan
pihak yang merasa memilikinya. Keterlibatan aktif
pembina, akan menyemarakkan kegiatan kemahasiswaan.
Tidak lagi terjadi mahasiswa aktif ketika penerimaan
mahasiswa baru dan musim ospek saja, sementara dalam
waktu yang lebih panjang paceklik dari kegiatan
kemahasiswaan. Mungkin tidak lagi terjadi organisasi
kemahasiswaan semacam HIMA, BEM, dan Senat sepi
peminat yang berdampak sepi pula kegiatannya.

Soft skill memang tidak ditentukan oleh prestasi
akademik (misalnya lulus cum laude) atau masa studi
singkat, seperti dikemukakan oleh Prof. Chaedar,
tetapi lebih dipengaruhi oleh sifat-sifat
kepemimpinan, kreativitas, kerapian tampilan, dan
kecerdasan sosial. Oleh sebab itu, beliau memandang
program BEM dan UKM menjadi program pemberdayaan
kapasitas sehingga disampaikannya tujuh prinsip yang
dapat dilakukan, mulai dari peningkatan kemampuan
kolektif, demokratisasi pengetahuan, keberpihakan pada
lingkungan masyarakat, perubahan pola pikir, komitmen
tanpa paksaan, sebagai subjek kegiatan, dan integrasi
hasil program dan kegiatan nyata ("PR", 15/05/07).

Asal Bapak(nya) Senang

Kemampuan menguliahkan anak ke PT tampaknya menjadi
ukuran status sosial kiwari. Memiliki anak kuliahan
cenderung lebih tinggi statusnya dibandingkan dengan
orang tua yang hanya mampu menyekolahkan sampai SLTA.
Demikian halnya kemampuan orang tua memiliki anak di
fakultas favorit lebih bangga ketimbang di fakultas
pasaran. Dampaknya sering kali orangtua menghendaki
anaknya agar kuliah di fakultas yang favorit.
Pandangan ini berkembang demikian luas ketika fenomena
sarjana mampu merebut pasaran kerja terus berkembang.
Dampaknya yang perlu dipikirkan adalah kecenderungan
anak kuliah demi memenuhi keinginan orang tua tanpa
mempertimbangkan potensi diri dan minat-bakatnya.

Posisi runding anak yang menjadi mahasiswa dengan
orang tuanya bisa menjadi tinggi ketika anak menjadi
kebanggaan orang tuanya. Untuk meraih nilai bagus bisa
tidak harus cerdas dengan kehadiran semester pendek
(SP) yang diplesetkan dengan semester pengampunan.
Dosen menjadi gamang untuk memberikan nilai buruk
dalam SP.

Dengan vakasi dan honorarium yang lebih tinggi, seakan
SP menjadi lebih menarik untuk dipertahankan oleh
sebagian komponen dosen. Kendati namanya berganti
menjadi semester alih tahun (SAT), image-nya masih
seperti yang dulu. Tentu saja hal ini memberikan
stigma yang kurang baik bagi dunia pendidikan tinggi
sehingga tidak sedikit kalangan berpendapat bahwa SP
ataupun SAT menjadi hama pendidikan.

Mungkin SAT dapat dimanfaatkan oleh oknum mahasiswa
ataupun oknum dosen untuk meraih untung beliung. Bisa
saja ada mahasiswa meminta uang lebih besar ketimbang
biaya SKS dalam SAT. Atau dapat terjadi oknum dosen
memperketat nilai di semester reguler untuk digiring
ke SAT. Dampaknya permainan akademik yang berbuntut
uang akan beranak pinak. Bila dibiarkan, kondisi ini
menjadi benih kebusukan di kemudian hari.
Komersialisasi pada dunia pekerjaan publik dapat
berhubungan dengan proses belajar di dunia pendidikan.
Kehidupan sosial yang bertumpu pada kegiatan
kelembagaan mahasiswa bisa berkurang, tergantikan
kehidupan yang lebih bernuansa uang.

Perubahan pola pikir

Perubahan ini dilakukan dengan beberapa hal.

Pertama, mengubah pandangan asal bapaknya senang.
Bakat dan minat anak berbeda sehingga tidak bisa
didorong untuk memenuhi prestise orang tua. Menghargai
kreativitas dan kecerdasan adalah kebutuhan yang perlu
dibangun secara kontinu. Mungkin saja ini akan menjadi
seleksi alam untuk membangun kelompok manusia mandiri
dan produktif. Ke depan perlu banyak variasi dan
keseimbangan antara pelaku kerja yang berhubungan
dengan orang serta yang tidak. Bisa jadi yang tidak
berhubungan dengan orang tidak membutuhkan soft skill
seperti laiknya pekerja yang selalu berhadapan dengan
orang.

Kedua, penghargaan terhadap material dapat menyebabkan
orang silau dan kabobodo tenjo kasamaran tingal. Soft
skill "katak" terbangun dalam komunitas seperti itu.
Menghargai prestasi dan kesederhanaan perlu
dikedepankan. Orang tidak dihormati lantaran mobil
bagus dan rumah mewah, tetapi dari kesalehan
sosialnya, tepo saliro, sareundeuk saigel sabobot
sapihanean. Bisa jadi kemewahan diperoleh melalui
kemurtadan sosial, urang seubeuh batur riweuh. Hidup
sebagai makhluk sosial yang membutuhkan lingkungan
perlu terus dipompakan dalam setiap nafas agar tidak
melupakan tetangga, baraya dan yang malarat.

Ketiga, meminimalisasi komersialisasi pendidikan.
Tokoh pendidikan, pemuka agama, dan tokoh masyarakat
adalah figur-figur keteladanan yang gerak-geriknya
menjadi anutan. Penggiringan ke SAT dan melakukan
bargaining dengan mahasiswa yang berujung uang bisa
membahayakan citra dunia yang seharusnya suci ini. MP
dan dosen pun berkewajiban menjaga citra pendidikan
agar nilai dan kelancaran studi tidak ditukar dengan
sejumlah kegiatan komersil. Tugas pemuka agama untuk
menjadi benteng pertahanan moral. Ketika pemuka agama
ada dalam dunia pendidikan ataupun politik, tentu
diharapkan dapat menaburkan rahmatan lil alamin dan
menyucikan dunia tersebut. Tokoh masyarakat lainnya
juga perlu mengajarkan nilai-nilai kesalehan sosial
dalam kehidupannya sehari-hari yang menjadi panduan
masyarakat sekaligus melakukan kontrol.

Soft skill tidak hanya perlu dimiliki mahasiswa,
tetapi juga pejabat, pemuka masyarakat, agamawan, dan
juga elemen masyarakat lainnya. Soft skill pendukung
etika dan moral bisa membuat hidup lebih gemah ripah
repeh rapih yang didasari oleh sikap landung kandungan
laer aisan. Ketika sulit dibangun seperti itu, bisa
jadi soft skill "katak" yang sedang berkembang biak.
Semoga tidak terjadi. Amin!***

Penulis, Lektor Kepala pada Jurusan Ilmu Administrasi
Negara FISIP Unpad serta Sekretaris LP3AN Unpad
Bandung.

Friday, April 8, 2011

Anda Adalah Yang Anda Pikirkan

Dikisahkan, seorang ibu muda memiliki 2 orang putra. Sayangnya si putra bungsu mengalami pertumbuhan kemampuan berpikir yang lamban, tidak memiliki kecerdasan seperti sang kakak. Jadilah dia anak yang pemalu, rendah diri dan sering dilecehkan oleh teman2 di sekolahnya.

Tugas sebagai ibu merangkap tulang punggung keluarga, membuatnya kelelahan, sehingga kelambanan si bungsu pun sering menjadi sasaran kemarahan dan kejengkelannya. Kata-kata kasar, seperti: "dasar anak bodoh" dan sejenisnya seolah menjadi santapan sehari-hari buat si bungsu.
 
Ucapan sang ibu maupun ejekan dari teman-teman, meyakinkan si bungsu bahwa dirinya anak yang menyusahkan dan memalukan keluarganya. Kekecewaan terhadap diri sendiri tercermin pada kegiatan yang dilakukan dari hari ke hari. Setiap bangun pagi, saat menatap wajah sendiri dari pantulan kaca cermin, dia memulai kegiatan dengan menyapa diri yang ada di cermin sambil berucap lirih dan sedih, "Si bodoh sedang mencuci muka", "Si bodoh mulai menyikat gigi," "Si bodoh lagi mandi," "Si bodoh berangkat ke sekolah," dan seterusnya.

Waktu terus berjalan ...

Diceritakan, sebagai warga negara dewasa, ada wajib militer yang harus dijalani. Maka, si putra bungsu ini pun mendaftar dan mulai mengikuti berbagai tes: tes kesehatan, tes kemampuan fisik, dan tes yang lain. Saat hari pengumuman, dia dipanggil menghadap ke dewan penguji.

"Ah... Aku si bodoh, bisakah lolos tes kali ini?" katanya dalam hati, sambil memasuki ruangan dengan kepala tertunduk. Sungguh tidak diduga sama sekali, hasil tesnya ternyata mendapat pujian tertinggi dari dewan penguji. "Selamat anak muda! Hasil tes Anda luar biasa!! Anda sungguh pemuda yang hebat dan berbakat." Mendapat pujian seperti itu, dia seolah tidak mempercayai telinganya sendiri. Kata-kata dewan penguji adalah penemuan sisi baru dirinya yang tidak diketahui sebelumnya. Suara itu terus bergema di pikirannya, menumbuhkan kebanggaan, memotivasi setiap sikap dan tindakannya yang mencerminkan bahwa dirinya orang hebat dan luar biasa. Mulailah siklus hariannya berubah, "Aku, orang hebat sedang mandi," "Si hebat mencuci muka," "Pemuda berbakat lagi mengosok gigi," dan seterusnya. Kepercayaan diri dan citra dirinya meningkat luar biasa.
Hingga20 tahun kemudian, si bungsu membuktikan dirinya sebagai salah seorang pengusaha sukses yang disegani, dihormati, dan menerima banyak penghargaan.
------------------------

Netter yang Luar Biasa!
Pola pikir dan keyakinan adalah kekuatan di belakang sistem sukses yang ada di dalam diri kita. Apapun yang kita bayangkan dan kita yakini terus menerus dalam benakkita, pada akhirnya akan terwujud dalam kenyataan. Itulah hukum pikiran universal yang berlaku.

Kalau kita selalu berkata: "Mana mungkin aku bisa sukses?", "Aku sulit berhasil," maka kecenderungan sikap mental seperti itu akan disusul oleh kenyataan berupa kegagalan. Sebaliknya kalau kita berkata pada diri sendiri, "Aku bisa sukses, "Aku mampu," besar kemungkinan kita akan berusaha keras dengan berbagai cara sehingga kesuksesan bisa diraih persis seperti yang diyakini dan kita pikirkan.

Jadi tepat sekali ungkapan yang mengatakan YOU ARE WHAT YOU THINK. Anda adalah seperti apa yang Anda pikirkan! Mari, miliki citra diri yang sehat! Miliki keyakinan diri yang mantap!
Salam sukses luar biasa!!

Laba - laba dan Raja

Dahulu kala di negeri Skonlandia, ada seorang raja bernama Bruce.

Dia sudah enam kali memimpin pasukannya menuju medan perang melawan sang agresor dari England , namun selama enam kali pertempuran itu, pasukannya selalu babak belur dihajar oleh musuh, hingga terpaksa mengalami kekalahan dan melarikan diri ke hutan.

Akhirnya, dia sendiri juga bersembunyi di sebuah gubuk kosong di dalam hutan belantara.

Suatu hari, hujan turun dengan derasnya, air hujan menerobos dari atap rumah yang bocor mengenai muka Bruce, sehingga dia terbangun dari tidurnya. Sesaat dia merenungi nasibnya yang malang karena tidak dapat mengalahkan musuh, walaupun dia telah mengerahkan segala daya upaya.

Semakin dia memikirkan hal ini, hatinya semakin pedih dan hampir putus asa.

Pada saat itu, mata Bruce menatap ke atas balok kayu yang melintang diatas kepalanya, disana ada seekor laba-laba sedang merajut sarangnya.

Dia dengan seksama memperhatikan gerak gerik laba-laba tersebut, dihitungnya usaha si laba-laba yang telah enam kali berturut-turut berusaha sekuat tenaga mencoba mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu yang berada di seberangnya, namun akhirnya gagal juga.

“Sungguh kasihan makhluk kecil ini.”
kata Bruce, “Seharusnya kau menyerah saja!”

Namun, sungguh diluar dugaan Bruce, walaupun telah enam kali si laba-laba gagal mengaitkan ujung benangnya, dia tidak lantas putus asa dan berhenti berusaha, dia coba lagi untuk yang ke tujuh kalinya, dan kali ini dia berhasil. Melihat ini semua, Bruce sungguh merasa kagum dan lupa pada nasib yang menimpa dirinya.

Bruce akhirnya berdiri dan menghela napas panjang, lalu dengan lantang dia berteriak: “Aku juga akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!”

Bruce akhirnya benar-benar mendapatkan semangatnya kembali, ia segera mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya, lalu mengatur strategi dan menggempur lagi pertahanan musuh, dengan susah payah dan perjuangan yang tak kenal menyerah, akhirnya Bruce berhasil mengusir pasukan musuh dan merebut kembali tanah airnya.

Kisah Seekor Belalang

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?”.

Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang
aku lakukan”.

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Renungan :
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang.

Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang
membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu?
Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tidakkah Anda pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda mau menyingkirkan “kotak” itu? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap diluar batas kemampuan Anda?

Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang Anda ingin capai. Sakit memang, lelah memang, tapi bila Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Kehidupan Anda akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan Anda. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untuk Anda.

Thursday, April 7, 2011

Tips Rahasia Hidup Beruntung

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial-bermasalah. Memang Ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.
Berdasarkan hasil penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial. Keempat faktor tersebut adalah:
1) Sikap terhadap peluang
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Sebaliknya, kelompok Orang yang sial memiliki perasaan dan sikap yang lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
2) Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika.
Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “good feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.
3) Selalu berharap kebaikan akan datang..
Orang yang beruntung ternyata selalu bersikap positif terhadap kehidupan. Berprasangka dengan optimis bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain.
4) Mengubah hal yang buruk menjadi baik
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.
Jadi, menurut Profesor Richard Wiseman => rahasia orang yang berUntung adalah cukup sederhana. Dikatakannya, hampir semua orang normal juga bisa beruntung. Termasuk Anda. Apakah sudah Siap mulai menjadi si Untung?
First, Open your Mind, and Enjoy your life……

Wednesday, April 6, 2011

kisah 2 orang penjual bakso

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.
Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.
Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.
“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.
“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.
“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.
“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”
“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.
“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.
“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.
“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.
Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.
“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”
Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.
Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,
“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”
Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,
“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”
“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.
“Abang yakin?”
“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.
“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.
“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.
Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.
“Apa kabar mang Udin?”
“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.
Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,
“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”
“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.
“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.
Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,
“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”
“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.
Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.
“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.
Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.
“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.
“Tidak.”
“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”
Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.
“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.
“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”
Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

Monday, April 4, 2011

Ali Anak Desa

Sore itu agak gerah sekali. Aku baru saja pulang kantor. Dengan agak lelah, aku mengemudikan kijang hitam melaju menuju jalan pulang. Hari itu aku berharap semoga aku cepat sampai di rumah, mandi, makan dan tidur. Aku ngga kepingin lagi memikirkan masalah yang baru saja aku hadapi di kantor. Pusing !
Ku lirik jam tangan, pukul 17.00 wib. Jalan agak macet, maklum banyak orang yang pulang kantor ditambah dengan pelajar yang baru pulang sekolah. Di persimpangan tiga, aku belok ke kanan, biar cepat nyampai di rumah. Kemudian ku tancap mobil dengan kecepatan 60 km/jam. Baru beberapa menit aku melewati jalan tersebut, tanpa aku sadari mobilku terbentur sesuatu.
Aduh ! Celaka tiga belas ! Aku nabrak seseorang. Untung saja tidak polisi. Aku injak rem dengan cepat, keluar dari mobil, melihat kondisi orang yang aku tabrak.
Wow ! Hatiku bergetar. Yang aku tabrak cowok cakep yang usianya jauh lebih muda dari aku. Kira-kira 22 tahun.
"Maaf mas ! Aku ngga sengaja ! Mas ngga apa-apa ?! atau ada yang terluka ?!" tanyaku ragu-ragu.
Yang ditanya hanya diam dan tersenyum.
"Lain kali hati-hati donk mas !" katanya mengingatkan. Aku jadi malu dan takut juga.
"Ok dech ! Mendingan mas saya antar ke rumah sakit. Saya takut ada sesuatu yang ngga beres dengan kamu." ucapku mengalihkan topic pembicaraan.
"Tidak usah mas ! Saya tidak apa-apa !"
"Kalau begitu saya antar mas sampai tujuan !"
Cowok itu tersenyum "Terimakasih !"
Kami berdua masuk ke dalam mobil dan aku pun kembali melanjutkan perjalanan yang tertunda.
"Kamu ke Jakarta ngapain ?" tanyaku memecahkan keheningan di dalam mobil.
"Mencari kerja mas !"
"Kamu nginap di mana ?"
Anak itu diam, tidak menjawab pertanyaanku. Aku tersenyum.
"Bagaimana kalau kamu nginep di rumahku ?" aku menawarkan jasa. Sang anak tersenyum. Dari senyumnya aku faham kalau dia setuju dengan ajakanku.
"Namaku Dion, nama kamu ?"
"Ali, Mas"
"Kamu asli mana ?"
"Bondowoso mas"
Aku mengangguk-angguk saja. Selanjutnya kami berdiam diri sampai tiba di rumah.
Waktupun terus berlalu. Tak terasa malam pun telah tiba. Hari ini aku tidak bisa tidur. Aku merasakan hawa di sekitar rumah agak panas. Aku keluar dari kamar. Di luar kamar gelap sekali soalnya lampu dimatikan. Aku hanya mondar-mandir saja di ruang tamu. Tetapi, ach kenapa aku ingin melihat si Ali ?
Aku buka pintu kamar Ali. Begitu aku buka, dadaku bergetar keras. Ali tidur terlentang tanpa baju. Dia hanya memakai celana hawai. Bodinya yang atletis membuat aku menjadi terangsang dan titit ku berkontraksi. Aku masuk ke kamar Ali dan mengunci pintu dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkannya.
Sejenak aku menatap Ali. Ingin rasanya aku memeluknya dan menciumnya dengan belaian kasih sayang. Tanpa aku sadari aku sudah naik ke atas ranjang. Aku cium dadanya yang atletis itu, ku jilat punting susunya. Ali tidak merasakanya. Dia masih terlelap dalam tidurnya. Aku kecup bibirnya yang merah. Och....
"Hm..." Ali terbangun dari tidurnya.
"Apa yang mas lakukan ?"
"Ali, terus terang aku mencintaimu dan aku ingin..."
"Jangan mas ! Aku tidak biasa melakukannya"
"Ali plss..."
Aku menghimpit tubuhnya dengan bokongku. "Kamu pasti suka sayang"
"Jangan mas" Aku tak memperdulikannya. Aku terus bereaksi. Aku lakukan jurus-jurus pemikat hati. Aku raba tititnya.
"Mas..." sepertinya Ali mulai terangsang
Aku meneruskan aksiku. Aku mengkulum tititnya. Wau... mendadak panjang. Ada 20 cm. Gila banget. Kini Ali pasrah dengan reaksiku
"Mas aku nggak...."
Aku urut penisnya naik turun secara perlahan. Ali memejamkan matanya. Sepertinya dia mulai suka. Tanpa aku sadari dia langsung melepaskan seluruh pakaianku. Meraba tititku. Och.... aku menjadi terangsang dasyat. Dia kulum tititku. Och....
"Ali masukan punyamu ke anuku..."
Dengan tanpa rasa berat Ali langsung memasukan tititnya ke dalam anusku
"Ach..." aku merintih kesakitan nikmat.
"Mas aku mau keluar nih"
Aku langsung mengkulum tititnya
"Sprot..." mani Ali keluar dasyat.
"Mas lakukan hal yang serupa denganku mas !"
Akupun memasukan tititku ke dalam anus Ali. Pinggulku bergoyang dan beberapa menit kemudian.... Och...
"Ali punyaku mau keluar...."
Ali mengkulum tititku. Maniku keluar dan dihisap habis oleh Ali. Och......
Aku berpelukan mesara dengan Ali. "Terimakasih Ali...."
"Aku juga..."
Demikianlah kisahku dengan si Ali anak desa. Sekarang kami masih tetap bersama and always together....
 

FREE HOT VIDEO 1 | HOT GIRL GALERRY 1

FREE HOT VIDEO 2 | HOT GIRL GALERRY 2

FREE HOT VIDEO 3 | HOT GIRL GALERRY 3

FREE HOT VIDEO 4 | HOT GIRL GALERRY 4

FREE HOT VIDEO 5 | HOT GIRL GALERRY 5

FREE HOT VIDEO 6 | HOT GIRL GALERRY 6

FREE HOT VIDEO 7 | HOT GIRL GALERRY 7

FREE HOT VIDEO 8 | HOT GIRL GALERRY 8

FREE HOT VIDEO 9 | HOT GIRL GALERRY 9

FREE HOT VIDEO 10|HOT GIRL GALERRY 10

FREE HOT VIDEO 11|HOT GIRL GALERRY 11