
Banyak para pimpinan perusahaan yang saya lihat, mempunyai cara tersendiri untuk belajar dan terasa alami dan mudah baginya, belum tentu berlaku bagi kita. Kita harus mempunyai cara belajar yang paling sesuai dengan diri kita, dari pada mengikuti gaya belajar orang lain yang belum tentu cocok dengan kita.
Sebuah penelitian oleh David A.Kolbb seorang pakar dalam kajian model dan cara pembelajaran (experiental learning) ketika ia masih berada di MIT, Kolb menemukan bahwa orang paling sering belajar melalui salah satu dari beberapa cara berikut :
@ Pengalaman Nyata : Mengalami sendiri sehingga menumbuhkan kemampuan melihat dan merasakan
@ Refleksi : Kita memikirkan kembali pengalaman kita/orang lain atas sesuatu yang telah terjadi.
@ Membangun Model : Menyimpulkan sebuah teori yang memberi arti pada apa yang mereka amati, dengan acuan dan landasan pada teori yang ada.
@ Trial and Error : Mencoba melakuka sesuatu dengan ber eksperimen secara aktif dengan berbagai model dan pendekatan yang baru.
Model pembelajaran yang terbaik seringkali merupakan kombinasi 2 dan 3 gaya pembalajaran yang ada diatas. Kita harus sadar betul akan "gaya pembelajaran yang kita pilih dan gunakan", karena seringkali kesalahan di dalam menerapkan gaya pembelajaran kita berdampak suatu perasaan : "pembelajaran yang kita lakukan terasa sangat membosankan dan tidak relevan/tidak sesuai".
Untuk dapat menghindari kegagalan pembelajaran yang kita lakukan, pertama kali kita harus benar-benar mengetahui model dan cara seperti apa yang paling cocok bagi diri kita. Belajar langsung dengan mentor yang siap sedia di samping kita, belajar sendiri dari buku-buku dan dengan bantuan audio visual lainnya, mendengarkan langsung dari orang yang kita percaya ?, Trial and
Error model ... uji coba terus, ikut kelas in house training ..., perlunya role model .. dll.Misalnya : kita sangat malas untuk membaca, banyak buku yang telah kita beli namun plastiknya saya belum terbuka. Kita dapat meminta anggota team kita untuk dapat membuat resensi buku minimal 1 dalam setiap bulannya. Kita dapat memberikan buku2 yang telah kita beli kepada mereka. Mendengar langsung resensi buku serta kemudian mendiskusikannya jauh lebih mudah dan menyenangkan bagi kita dibanding kita harus membacanya.
Kita kemudian mentargetkan hal yang ingin kita capai dalam sebuah rencana pembelajaran.
Misalnya : Saya berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing saya.
Kita akan fokus pada apa-apa yang akan kita lakukan, sehingga kita dapat menjadikan proses pembelajaran ini sebagai bagian yang berkelanjutan dalam kehidupan kita yang pada akhirnya memberikan kita result yang baik.
Misalnya : kita mengadakan english day di bagian kita/kantor kita pada hari tertentu dengan meminta bantuan dari orang yang lebih pandai dalam hal ini sebagai fasilitator dan menjadi tutor bagi kita.

No comments:
Post a Comment