Pada waktu itu ia bertugas sebagai menerima semua keluhan maupun musibah tindak kejahatan yang dihadapi oleh masyarakat Semarang. Bahkan ia juga terlibat dalam setiap usaha penangkap pelaku kejahatan yang ketahuan merugikan masyarakat kota Semarang.
Berbekal dengan pengalamannya yang sangat dekat dengan masyarakat Semarang serta wilayah ibukota propinsi Jawa Tengah ini ,dirinya kemudian diangkat sebagai Kepala Seksi Operasi Poltabes Semarang. Dan dari sana ia kemudian dipercaya untuk menjabat sebagai Kapolsek Kota Semarang Timur sebagai suatu promosi atas kenaikan jenjang kariernya sebagai perwira berprestasi.
Selama bertugas di tempat ini kurang lebih satu tahun,yang merupakan salah satu daerah rawan di Poltabes Semarang, banyak tugas Kepolisian yang diemban dapat diselesaikan dengan baik. Demikian pula masalah keluhan warga dalam hal keamanan dapat diselesaikannya dengan penuh kesabaran. Dan dengan kesabaran itu pula ia berhasil dipromosikan sebagai Kepala Bagian Lantas Polwil Kedu yang mempunyai wilayah hukum dari Kabupaten Purworejo, Temanggung sampai Magelang, Jawa Tengah.
Promosi ini membuat karier Timur Pradopo berubah dari menangani masalah kesamaptaan menjadi masalah lalu lintas. Suatu perubahan yang yang tidak boleh dianggap mudah karena di bagian Samapta tugas yang diemban adalah pengamanan lingkungan masyarakat.Sedangkan di bagian Satuan Lalu Lintas, ia menangani masalah lalu lintas dari soal kemacetan, kecelakaan sampai pada masalah identifikasi suatu kendaraan bermotor.
Prestasinya yang dianggap luar biasa dibidang lalu lintas ini ternyata membawa Timur Pradopo hijrah ke Jakarta . Ia dipercaya oleh Kapolda Metro Jaya untuk memegang jabatan yang tidak mudah ditangani oleh seorang perwira yang belum memiliki pengalaman dalam menangani masalah keamanan masyarakat maupun lingkup lalu lintas. Ia diserahi tugas sebagai Kepala Bagian Operasi Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Suatu jabatan yang punya lingkup tugas berat menangani masalah operasi lalu lintas di Ibukota.
Tugas yang berat ini ternyata dapat dilaksanakan dengan baik oleh Timur Pradopo sehingga ia dipercaya untuk menjadi Kasat Lantas Polres Jakarta Pusat. Tugasnya bukan hanya mengatur masalah perlalu lintasan di Jakarta Pusat, tapi lebih dari itu ia harus dapat membuat lancar perjalanan para pejabat Negara dari mulai Presiden sampai para menterinya dikala mereka berada di kawasan Jakarta Pusat. Bahkan lebih dari itu mengatur dengan baik perjalanan tamu Negara sehingga tidak terjebak dalam kemacetan arus lalu lintas di Jakarta Pusat.
Kalau di Polda Jawa Tengah Timur Pradopo mengawali tugasnya dalam bidang kesamaptaan sampai menjadi Kapolsek lalu berobah menjadikannya sebagai petugas lalu lintas maka di Polda Metro Jaya berbanding terbalik. Timur Pradopo memulai kariernya di Polda Metro Jaya dibidang lalu lintas lalu dipindahkan sebagai Kapolsek dan seterusnya sebagai Wakapolres dan Kapolres. Ia memulai tugasnya sebagai Kapolsek Sawah Besar Jakarta Pusat pada tahun l992. Dan pada tahun itu juga Kapolda Metro Jaya memberi kepercayaan yang lebih besar lagi sebagai Wakapolres Tangerang.
Lima tahun kemudian Timur Pradopo diberi kepercayaan untuk memimpin Polres Jakarta Barat. Suatu kepercayaan yang luar biasa diberikan kepada pria yang sering berada ditengah masyarakat. Sebab kebiasaan pada waktu itu, seorang perwira menengah yang akan ditunjuk sebagai Kapolres Jakarta Barat paling tidak pernah bertugas sebagai Kapolres dlingkup KP3 Pelabuhan Tg Priok atau yang pernah bertugas di Polres Jakarta Utara, Bekasi, Tangerang dan Depok.Tapi Timur Pradopo ditunjuk sebagai Kapolres Jakarta Barat setelah menjabat sebagai Kepala Bagian Pengkajian Masyarakat ( Jianmas) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Sebagai Kapolres Jakarta Barat ,Timur Pradopo ditempa dengan pengalaman yang sangat berharga dalam melaksanakan tugasnya sebagai perwira menengah Polri . Bersama dengan jajarannya ia harus mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa khususnya aksi demo mahasiswa Trisaksi di kawasan Grogol Jakarta Barat yang membawa korban beberapa orang meninggal tertembak oknum petugas. Pengalaman ini membuat ia matang menjabat sebagai Kapolres Jakarta pusat selama setahun sejak l999.
Kematangannya itu mulai ditunjukkannya sewaktu ia dipercaya selaku Kepala Pusat Pengendali Operasional Polda Jawa Barat pada tahun 2000.Di tempat ini ia bisa mengendalikan kegiatan operasional Polda Jawa Barat diseluruh wilayah sehingga tindak kejahatan di daerah ini dapat dikendalikan dengan baik. Dan itulah sebabnya di tahun yang sama ia dipercaya oleh Kapolri Jenderal Pol Drs Bimantoro untuk menjabat sebagai Kapolwiltabes Bandung.
Dua tahun menjabat sebagai Kapolwiltabes Bandung dengan prestasi yang sangat memuaskan, TimurPradopo kemudian ditarik kembali ke almamaternya di Akademi Kepolisian Semarang untuk mengabdikan ilmu yang sudah digeluti ditengah masyarakat selama kurang lebih 24 tahun. Ia kemudian diangkat menjadi Kepala Koordinator Taruna Siswa ( Kakotaris ) Akpol dengan pangkat Komisaris Besar Polisi. Pengabdiannya selama dua tahun di kampus almamaternya ini membuat ia dipromosikan untuk menjadi orang ketiga di Polda Bali sebagai Irwasda pada tahun 2004.
Setahun di Bali yang merupakan daerah tugas pertama diluar pulau Jawa selama kariernya, ia kemudian dipercaya oleh Kapolri Jenderal Pol Drs Sutanto menjabat sebagai Kapolda Banten yang meliputi daerah Tangerang sampai Merak. Di daerah ini Timur Pradopo dapat melaksanakan tugasnya dengan baik selama kurang lebih tiga tahun. Ia begitu dipercaya oleh masyarakat di daerah ini dalam melaksanakan tugasnya karena sering berada ditengah-tengah mereka. Ia tidak melihat dirinya sebagai Jenderal berbintang satu pada waktu itu. Ia hanya mengerti bahwa masyarakat perlu diayomi dan diberi rasa aman dari segala macam ganguan pelaku kejahatan.
Dari Kapolda Banten ia kemudian dipromosikan lagi untuk menjabat sebagai Kepala Sekolah Lanjutan Perwira di Sukabumi Jawa Barat. Pengalamannya sebagai Kepala Koordinator Taruna Siswa di Akademi Kepolisian membuat Kapolri mempercayakan jabatan ini kepada Timur Pradopo. Tapi sayang, tidak lebih dari setahun memimpin di tempat ini, ia ditarik lagi oleh Kapolri untuk menjabat sebagai Staf Ahli Kapolri dalam bidang Sosial Politik mengantikan rekannya Irjen Pol Drs Nanang Sukarna yang diangkat menjadi Kapolda Sumatera Utara.
Dalam kurung waktu tidak lebih dari enam bulan menjabat sebagai Staf Ahli Kapolri, ia dipercaya lagi oleh Kapolri Jenderal Pol Drs Bambang Hendarso Danuri untuk menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat. Jabatan yang sudah satu bulan di emban itu tidak membuat jenderal berbintang dua ini besar kepala. Sifat sederhananya yang pernah diperlihatkannya ketika memulai kariernya di tahun l978 maupun ketika ia menjabat sebagai Kapolres di Polda Metro Jaya tidak lepas .
Ia masih seperti diawal kariernya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat . Dan hal ini dibuktikannya ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan kunjungan kerja ke Sukabumi Jawa Barat untuk memanen padi hibrida Bernas diawal Nopember lalu.
Tahun 2010 bulan Mei, Irjen Timur Pradopo kembali di mutasikan ke Jakarta untuk menjadi Kapolda Metro Jaya, penugasan yang tidak mudah dan sangat bergengsi. Kurang dari 4 bulan mendapatkan promosi menjadi Bintang 3 untuk jabatan : Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam).
Hanya kurang dari 4 jam setelah pelantikan di Pos Bintang 3, beliau kembali diusulkan untuk menjadi Pimpinan tertinggi di Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
Semoga Polri akan menjadi lebih baik di bawah kendali Komjen Timur Pradopo.
No comments:
Post a Comment