Showing posts with label Leadership. Show all posts
Showing posts with label Leadership. Show all posts

Wednesday, October 27, 2010

Luar Biasa Guardiola Tolak Hadiah Mobil Sport Audi A7

Audi A7


Pelatih Barcelona Pep Guardiola menolak hadiah mobil sport Audi A7 yang diberikan kepadanya. Audi menjadi salah satu sponsor Blaugrana pada musim 2010/11.

Dilansir suratkabar Marca, Guardiola bersama pemain Barcelona masing-masing mendapatkan satu buah mobil sebagai bagian dari kerja sama mereka dengan pabrikan asal Jerman tersebut.
Namun Guardiola menolak menerima hadiah mobil ini sebagai bentuk solidaritasnya kepada jajaran pelatih. Selain Guardiola, tak ada satu pun dari staf kepelatihan yang mendapatkan mobil sport mewah tersebut.


Sebelumnya, para pemain Barcelona sudah mendapatkan mobil Audi A1 dari perusahaan otomotif itu. Mereka kemudian diundang ke Sirkuit Castelloli untuk mencoba Audi A7.

Sejumlah pemain seperti Xavi, Gerard Pique, Pedro, dan Sergio Busquets tampak mengikuti test drive tersebut. Mereka juga menginginkan mendapatkan mobil sport mewah ini.

Sikap yang ditunjukkan oleh Guardiola sangatlah terpuji dan dapat menjadi contoh yang baik dari seorang pemimpin, sikap yang dipilihnya bukanlah tanpa alasan yang jelas, Guardiola tidak ingin merusak keutuhan team kepelatihan. Keberhasilan Barcelona menjadi team yang super kuat adalah buah kerja keras dari seluruh anggota team. Dia bukanlah Superman tapi brhasil membentuk Super Team.

Dashboard Audi A7

Monday, September 6, 2010

Pemimpin, Keberanian dan Perubahan

Keberanian dari seorang Adjie Suradji untuk menulis di Kompas harus dilihat sebagai suatu hal yang baik, terlepas dari dirinya seorang anggota TNI yang terikat akan peraturan dan ketentuan ketat yang mengatur setiap anggota TNI. 
Tulisan tentang Pemimpin, Keberanian dan Perubahan adalah suatu bentuk kritikan positif, dari seorang anggota kepada Pemimpinnya.  Kejadian ini harus dilihat dari sudut pandang positif, keberanian dan niatan memberikan suatu pandangan kepada pemimpinnya.


Ketidakmauan untuk menerima kritik dan memperbaiki diri adalah kesalahan fatal dalam hidup ini. Setiap kita tentu tahu kalau kita tidaklah sempurna. Kemampuan kita terbatas dan yang tersulit dalam hidup ini adalah melihat kesalahan diri sendiri. Kritik bagi saya adalah ungkapan kasih sayang karena orang-orang di sekeliling kita memberikan perhatian dengan menunjukkan kesalahan kita dengan maksud agar kita dapat memperbaiki diri. Namun oleh sebagian orang, setiap kritik selalu dianggap sebagai usaha untuk menjatuhkan dirinya.
Point-poin dalam Tulisan Kolonel Adjie Suradji : 
Terdapat dua jenis pemimpin cerdas, yaitu pemimpin cerdas saja dan pemimpin cerdas yang bisa membawa perubahan.


Untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.
Indonesia sudah memiliki lima mantan presiden dan tiap presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri. Soekarno membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur, dan Megawati.
Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soeharto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan. Yang lain, betapapun besar jasanya bagi bangsa dan negara, ada saja yang membuat mereka lengser secara tidak elegan.
Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu ”Bersama Kita Bisa” (2004) dan ”Lanjutkan” (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional.
Artinya, apabila pemerintahan SBY berniat memberantas korupsi, seharusnya fiat justitia pereat mundus—hendaklah hukum ditegakkan—walaupun dunia harus binasa (Ferdinand I, 1503-1564). Bukan cukup memperkuat hukum (KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, hingga Satgas Pemberantasan Mafia), korupsi pun hilang. Tepatnya, seolah-olah hilang. Realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya di negara yang disebut Indonesia ini hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakkan.
Quid leges sine moribus (Roma)—apa artinya hukum jika tak disertai moralitas? Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah, berakhlak buruk, dan bermental pencuri, pembohong, dan pemalas?
Keberanian
Meminjam teori Bill Newman tentang elemen penting kepemimpinan, yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 Law of Leadership). Keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan bersedia menerima risiko apa pun. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati. Keberanian dapat timbul dari komitmen visi dan bersandar penuh pada keyakinan atas kebenaran yang diperjuangkan.
Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah. Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin—kepentingan rakyat—keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.
Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya.
Memang, secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersikap konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang berada di posisi puncak dan situasi menyenangkan. Namun, dalam konteks korupsi yang kian menggurita, tersisa pertanyaan, apakah SBY hingga 2014 mampu membawa negeri ini betul-betul terbebas dari korupsi?
Pertanyaan lebih substansial: apakah SBY tetap pada komitmen perubahan? Atau justru ide perubahan yang dicanangkan (2004) hanya tinggal slogan kampanye karena ketidaksiapan menerima risiko-risiko perubahan? Terakhir, apakah SBY dapat dipandang sebagai pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan konsisten dalam pengertian teguh dengan karakter dirinya, berani mengambil keputusan berisiko, atau justru menjalankan kepemimpinan populis dengan segala pencitraannya?
Indonesia perlu pemimpin visioner. Pemimpin dengan impian besar, berani membayar harga, dan efektif, dengan birokrasi yang lentur. Tidak ada pemimpin tanpa visi dan tidak ada visi tanpa kesadaran akan perubahan. Perubahan adalah hal tak terelakkan. Sebab, setiap individu, organisasi, dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan- perubahan signifikan. Di dunia ini telah lahir beberapa pemimpin negara yang berkarakter dan membawa perubahan bagi negerinya, berani mengambil keputusan berisiko demi menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah Presiden Evo Morales (Bolivia), Ahmadinejad (Iran), dan Hugo Chavez (Venezuela).
Indonesia harus bisa lebih baik. Oleh karena itu, semoga di sisa waktu kepemimpinannya—dengan jargon reformasi gelombang kedua—SBY bisa memberikan iluminasi (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita berharap, kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Indonesia tetap berharap agar Presiden SBY bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri ini.


Adjie Suradji, Anggota TNI AU

Tuesday, April 27, 2010

"4 Tugas dan Kewajiban Pemimpin", Menurut Presiden SBY



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai ada empat tugas dan kewajiban pemimpin sehingga pembangunan bisa berhasil.


"Empat tugas ini jangan diabaikan dan dilupakan," kata Presiden dalam pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional, di Jakarta, Rabu 28 April 2010.


Menurut SBY, tugas pertama adalah pemimpin harus secara langsung melaksanakan pembangunan untuk mencapai keberhasilan.

"Jangan didelegasikan kepada yang lain bila memang harus melaksanakannya sendiri dan secara langsung," ujar Presiden. "Jangan memimpin dari belakang meja, tanpa turun ke lapangan."

Kedua, SBY melanjutkan, jika ada masalah, tangani dengan baik, dan jangan menghindar atau lari dari persoalan. "Itu (jika menghindar) namanya menyimpan bom waktu. Suatu saat bisa meledak," tutur SBY.

Sementara itu, ketiga, pemimpin segera turun ke lapangan. "Sering lah, bukan hanya turun, tapi pastikan bahwa pembangunan yang dijalankan dan dipimpin berjalan baik," katanya.

Keempat, SBY menekankan para pemimpin untuk membangun budaya malu. Malu jika negara, provinsi, kabupaten atau kota yang dipimpinnya tidak ada kemajuan.

"Kalau itu terjadi, rakyat akan merasa salah memilih pemimpin. Jadi nanti akan diganjar pada saat pilkada," kata Presiden.

Dalam kesempatan itu, SBY juga menyampaikan bahwa pejabat mulai bupati, gubernur, menteri, hingga Presiden, serta pejabat publik lain harus memiliki kemampuan manajemen dan pembangunan yang efektif baik di pusat maupun daerah, sektoral atau regional.

Thursday, March 25, 2010

Menjadi Pemimpin Yang Dihormati dan Dicintai

Jika saat ini Anda adalah : seorang manajer, supervisor, kepala departemen, eksekutif senior, atau pemilik bisnis, anda mempunyai konsep pemikiran "lebih penting untuk dihormati daripada untuk dicintai". Apakah tidak mungkin anda dapat memiliki keduanya (dihormati sekaligus disayangi).

Untuk menjadi pimpinan/bos yang sangat dicintai, bukan sebatas tentang pemahaman dalam hal mengembangkan kepribadian. Tidak juga, Anda menjadi orang yang memiliki keahlian yang luar biasa atau telah berhasil membuat prestasi yang fantastis di hadapan karyawan. Apa yang Anda butuhkan adalah sebuah komitmen untuk membuat sebuah hubungan - hubungan nyata - dengan orang-orang yang bekerja di bawah Anda. Itu berarti anda harus lebih mengenal tantangan/hambatan mereka, gaya kerja mereka, tingkat stres mereka, dan bagaimana peran mereka secara keseluruhan di dalam perusahaan Anda. Pemimpin harus melihat mereka, berada ditengah2 mereka, mengakui mereka, dan mau mendengarkan mereka.

Pemimpin harus senantiasa belajar untuk mendapatkan cinta dan rasa hormat dari karyawan.

Hal-hal yang dapat anda lakukan :
1. Anda mudah dihubungi dan terbuka untuk itu, ""I'm here for you."
2. Menjadikan mereka sebagai teman, Dalam buku First, Break All the Rules, penulis Buckingham dan Coffman, setelah mewawancarai lebih dari 80.000 manajer, menyimpulkan bahwa manajer yang paling efektif adalah mereka yang mampu membangun hubungan pribadi dengan orang-orang. Mengapa ? Karena sahabat sejati tidak akan yes-man. Mereka akan memberitahu Anda ketika Anda keluar jalur dan memberikan umpan balik yang tulus. Berteman dengan karyawan yang Direct report pada anda, mungkin bukan ide yang terbaik karena sering menjadi bias, tidak ada yang salah dengan melakukan hal itu, jika Anda tetap fokus pada hasil kinerja mereka .
3. Berkomitmen untuk menggunakan waktu yang berkualitas secara teratur dengan para pelanggan dan anggota staf serta selalu berinteraksi dengan mereka setiap hari. Anda akan belajar dari mereka, dan mereka dapat belajar banyak dengan melihat apa yang telah Anda lakukan. Anda dapat memulainya dengan, mengobrol tentang isu-isu yang sangat nyata dan masalah yang dihadapi orang-orang anda pada hari itu juga.
4. Mencari dan terus mengembangkan hubungan dan jaringan antar individu, Anda dapat menggunakan cara memberikan umpan balik dan nasihat yang baik. Menjaga sikap dalam bereaksi dan tidak juga selalu menjadi defensif. Dengarkan apa yang mereka katakan.
5. Esensi dari hubungan yang baik adalah ketika anda mampu bertanya kepada diri anda sendiri: "Apakah saya merasa nyaman dan senang berada di sekitar orang-orang saya ?" dan coba tanyakan lagi pada diri anda sendiri, "Apakah saya telah menjadi pribadi yang menyenangkan untuk orang-orang berada di sekitar saya?". Sering pemimpin hanya melihat dari kacamata kepentingan mereka sendiri dan sering mengabaikan perasaan orang-orang yang berada di bawahnya.
6. Anda menjadi Contoh. Apakah itu dengan memiliki kantor yang rapi, menjawab e-mail dengan segera, Disiplin, perilaku Anda selalu menjadi pusat perhatian. orang melihat Anda sebagai Role Model. Menjadi inspirasi dan panutan positif akan memenangkan hubungan anda, menciptakan pengagum, dan meningkatkan loyalitas karyawan.
7. Konsisten. Seorang pemimpin sejati harus mampu bersikap jujur dengan orang lain dan pada semua orang serta memegang standar yang sama (tidak ada pasal karet). Jika Anda melihat bahwa salah satu manajer yang berkinerja buruk tetapi anda tidak mengabaikan hal itu atau mungkin tidak mengambil tindakan, Anda akan kehilangan rasa hormat dari karyawan Anda.

Menjadi Pemimpin yang Dicintai dan dihormati menjadi sebuah target yang dapat kita lekatkan pada Jabatan yang kita emban. Selalu menjadi lebih baik adalah "mindset" yang benar, tiada kata terlambat untuk melakukan perbaikan. Keputusan apa yang akan anda ambil ?

Selamat mencoba ...


Saturday, March 6, 2010

Inovasi, Strategi dan Kepemimpinan


Inovasi, Strategi dan Kepemimpinan sangat erat dan saling terkait (tidak terpisahkan), ini menjadi kunci keberhasilan oprasional perusahaan. Inovasi adalah kemampuan untuk membuat opsi yang berbeda di masa depan dan mengembangkan seperangkat perspektif baru untuk membimbing mereka ke masa depan. Strategi adalah kemampuan untuk menghubungkan kebutuhan dan keinginan pelanggan ke kemampuan inti perusahaan. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa tujuan organisasi dan untuk memobilisasi mereka untuk bekerja ke arah tujuan yang diharapkan dan telah ditetapkan.

Apa perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen ? Kepemimpinan adalah menetapkan arah baru, menciptakan tujuan dan / atau visi untuk setiap orang didalam suatu organisasi untuk diikuti. Manajemen mengembangkan, menguasai atau mengarahkan manusia dan sumber daya modal sesuai dengan kebijakan, prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang telah ditetapkan perusahaan (membuat parameter-parameter).


Bagaimana dengan "akuntabilitas"?, Adalah bagian dari kepemimpinan atau manajemen ? Yah jawabannya adalah bagian dari keduanya. Visi saya didefinisikan sebagai "target yang menanti." Atau kita menyebutnya sebagai "nasib bersama" atau "pilihan masa depan." Ini adalah mimpi yang kuat dan menarik tentang kemana kita ingin pergi yang akan memobilisasi orang-orang untuk membantu kita sampai pada tujuan tersebut.



Setiap organisasi membutuhkan visi dan diartikulasikan dengan tujuan yang jelas dan hal tersebut adalah tanggung jawab Pemimpin untuk mencapainya.

Seorang pemimpin haruslah mampu "mengembangkan hubungan di dalam dan di seluruh perusahaan". Kepemimpinan bukanlah olahraga individu, dan dalam mengembangkan kemampuan untuk menghubungkan dan membangun hubungan yang dapat dipercaya adalah kompetensi kunci. Janganlah kita menjadi mundur atau takut akan situasi ini " saat para pemimpin mencoba menciptakan kepercayaan, optimisme, dan harmoni, mereka sering mendapatkan amarah, sinisme, dan konflik sebagai gantinya. Kemampuan inti yang berhubungan berpusat pada kemampuan pemimpin untuk terlibat dalam penyelidikan, advokasi, dan menghubungkannya menjadi sebuah pilihan yang terbaik bagi perusahaan.

Pemimpin punya kemampuan untuk mendengarkan dan memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Ini juga harus mencoba memahami bagaimana orang lain telah salah dalam interpretasi data dalam membuat sebuah penilaian, bukan hanya sekedar bereaksi terhadap penilaian itu sendiri. Untuk hal ini pemimpin sebaiknya untuk menangguhkan penilaian dan mau untuk kembali mendengarkan, tanpa pernah untuk memaksakan pemahaman dari sudut pandang pribadinya. Pemimpin harus mampu ber-pendapat dan tampak dalam model pilihan sikap yang dilakukan. Sikap raksional tidak selalu baik.

To be continue ... ya,


Saturday, February 20, 2010

Sekali Janji Terucap, Empat Ekor Kuda Tidak Bisa Menariknya Kembali



Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2561 diadakan di Jakarta Convention Center, Jakarta, kemarin. Perayaan Imlek tahun 2010 ini mengangkat tema : ‘Sekali Janji Terucap, Empat Ekor Kuda Tidak Bisa Menariknya Kembali’. Pengertian yang sangat dalam tersirat di dalam tema ini, nilai-nilai, Kepemimpinan dan kebajikan juga ada di dalamnya. Tema ini sangat mengena akan situasi dan kondisi Negara kita saat ini.

Artinya, setiap janji yang keluar memiliki konsekuensi berat yang tidak dapat dilupakan dan diabaikan. Hanya orang yang tidak memiliki harga diri saja yang akan mencederai janji yang pernah terucap.

Mungkin juga kita sering mendengar istilah lain seperti, "Easy to Say ..Hard to Do, No Action Talk Only, Angin Surga," dan banyak lainnya. Sering Janji diucapkan dan sangat jarang untuk direalisasikan. Sering juga kita mendengar langsung akan ucapan : "Boro-boro direalisasikian, wong diingat aja ndak".

Dalam kehidupan ini, kita akan banyak sekali berjanji baik yang memang benar kita ucapkan karena kita akan memenuhinya, atau janji yang hanya untuk menyenangkan seseorang secara sepintas, padahal kita tak ingin memenuhinya, atau bahkan janji yang kita tahu tak akan bisa memenuhinya.

Janji sudah tidak lagi menjadi suatu hal yang harus ditepati. Ini mungkin karena kemajuan jaman yang terus merubah dan berubah. Bukankah menjadi sebuah kemunduran akan nilai-nilai yang ada ?.

"Apakah Janji tinggal janji", sesuatu yang tidak perlu di penuhi ?,

Janji dalam Hukum Agama Islam dan Kristen.

Agama Islam.


Allah menyebutkan dalam surat Al-Mu`minun tentang ciri-ciri orang beriman. Salah satunya yang paling utama adalah mereka yang memelihara amanat dan janji yang pernah diucapkannya.

Telah Beruntunglah orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya.(QS. Al-Mu`minun : 1-6)

Agama Kristen

Mengingkari Janji Adalah Dosa Dan Akan Dihukum Oleh Tuhan. Tuhan Menghukum Yang Jahat!

Imamat 5:4-5: "Atau apabila seseorang bersumpah teledor dengan bibirnya hendak berbuat yang buruk atau yang baik, sumpah apapun juga yang diucapkan orang dengan teledor, tanpa menyadari hal itu, tetapi kemudian ia mengetahuinya, maka ia bersalah dalam salah satu perkara itu. Jadi apabila ia bersalah dalam salah satu perkara itu, haruslah ia mengakui dosa yang telah diperbuatnya itu,"


Menepati janji adalah cerminan kedewasaan hati dan pikiran. Maka ada petuah bijak yg bilang "jangan berjanji jika tak sanggup menepati.", jadi janganlah membuat janji bila kita memang tidak bisa/tidak ingin untuk menepatinya.

Wednesday, February 17, 2010

Metode Pengembangan Kepemimpinan - Bagian I



Sudahkah kita memiliki ketrampilan kepemimpinan ?, bila jawabnya belum ?, apa yang akan kita lakukan. Ketrampilan kepemimpinan adalah hasil dari sebuah proses yang panjang dari setia kegiatan yang kita lakukan. Kita harus senantiasa mencoba untuk melatihnya dalam tujuan menjadi Pemimpin yang berkualitas, dan dapat menjalankannya dengan baik dan benar.

Kepemimpinan berasal dari kata “Pimpin” yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik atau benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau kegiatan.

Bagi saya singkatnya : "kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan proses menggerakkan, memberikan tuntutan, binaan dan bimbingan, menunjukkan jalan, memberi keteladanan, mengambil resiko, mempengaruhi dan meyakinkan pihak lain,mengarahkan",


Pengertian kepemimpinan adalah sebagai berikut :

Suatu proses mempengaruhi aktivitas orag lain atau sekelompok orang untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu. Pada hakikatnya dalam kepemimpinan terdapat unsur-unsur antara lain kemampuan menggerakkan, mempengaruhi, mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi/kelompok.

Yang paling utama dari Kepemimpinan adalah aspek perilaku, keahlian adalah nomor dua. (Leadership is about behaviour first, skills second.). Pemimpin yang baik akan diikuti terutama karena orang-orang percaya dan mereka akan menghormati/respect , menghargai dan menjaganya. Hal ini terjadi bukan hanya karena semata keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki. Bahwasanya Kepemimpinan berbeda dengan Manajemen.

Manajemen lebih mengandalkan pada perencanaan, organisasi dan keterampilan komunikasi dan aksi. Kepemimpinan juga sangat bergantung pada keterampilan manajemen , tapi lebih pada aspek kualitas seperti integritas, kejujuran, kerendahan hati, keberanian, komitmen, ketulusan, gairah, kepercayaan diri, positif, kebijaksanaan, tekad, kasih sayang, kepekaan dan kharisma.

Beberapa orang dilahirkan lebih alami akan aspek kepemimpinan daripada yang lain. Kebanyakan orang tidak berusaha untuk menjadi pemimpin. Mereka yang ingin menjadi seorang pemimpin dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan. Kita bisa belajar dari kualitas kepemimpinan yang efektif, seperti rasa percaya diri dan karisma, terus tumbuh dari pengalaman dalam peran kepemimpinan yang dijalankan oleh Pemimpin-pemimpin Besar (Negarawan maupun Pemimpin Bisnis)

Kepemimpinan dapat dilakukan dengan gaya yang berbeda. Beberapa pemimpin memiliki satu gaya yang tepat untuk situasi tertentu dan mungkin kurang cocok bagi orang lain. Pemimpin harus dapat beradaptasi cepat dan menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda untuk situasi tertentu yang berbeda. “Terasa konyol memang, bila kita hanya selalu menggunakan cara yang sama terhadap situasi yang tidak sama.”

Pemimpin Baru :

Seorang pemimpin baru dalam tugasnya (pengawasan dan manajemen), sangat sering terlihat mempunyai perasaan di bawah tekanan, untuk mengatasinya, pemimimpin tersebut berusaha memimpin dengan cara yang sangat dominan. Sadar atau tidak kondisi ini menggiring Pemimpin baru memaksakan menggunakan pendekatan otoritas (power approach) dalam timnya. Kepemimpinan yang seperti ini sangat jarang yang tepat, terutama diterapkan bagi tim yang sudah terbentuk dengan baik dan memiliki kemampuan teknis (Skill dan Kompetensi) yang Bagus.


Salah dalam membaca situasi dan selalu berusaha untuk menjadi dominan, akan dapat menimbulkan masalah bagi pemimpin baru tersebut. Resistensi bahkan penolakan dari tim dapat terjadi dan akan menjadi masalah besar, tim akan mengembangkan perilaku negatif yang berakibat terjadinya penurunan kinerja.

Banyak kepemimpinan adalah kontra-intuitif.

Kepemimpinan sering lebih tentang melayani daripada memimpin. Selain itu, individu dan tim cenderung untuk tidak melawan bahkan akan melindungi, karena mereka memiliki keterlibatan yang kuat / rasa kepemilikan / Mindset yang sama, terhadap Pemimpinnya. Tim cenderung untuk merespon dengan baik dan ber-terima kasih, saling support, adanya pengakuan, inklusif, dll.

Pemimpin tentu saja harus mampu dan mempunyai keberanian dalam membuat keputusan sulit jika diperlukan, walaupun harus menjadi menjadi tidak popular. Pemimpin harus selalu berkonsentrasi (Fokus) pada tim, mendorong dan membantu timnya untuk berkembang,

Menjalankan 'peran melayani' menjadi penting dan Berguna" bagi seorang Pemimpin.

Bersambung Pada Bagian Ke II


Friday, October 9, 2009

Buku The Jack Welch Secrets



AGAR sebuah perusahaan bereputasi besar dan struktur organisasi yang kompleks tetap dinamis, tak sekadar diperlukan sebuah perubahan tapi diperlukan lompatan besar yang revolusioner. Biasanya perusahaan yang telah memiliki nama besar dengan “postur” yang “tambun” cenderung bersikap moderat dan memilih menikmati reputasi yang telah dibangun.

John Francis Welch Junior atau yang kemudian popular dengan sapaan Jack Welch pun mengambil keputusan besar dan revolusioner begitu dirinya ditunjuk untuk menjabat sebagai CEO dan chairman General Electric (GE) pada Desember 1980. Penunjukkan pria asal Peabody, Massachusetts ini sebagai CEO GE kedelapan saat berusia 45 tahun merupakan rekor tersendiri. Jack Welch merupakan CEO termuda sepanjang sejarah 92 tahun GE.

Walaupun menyandang sebagai CEO termuda dan memegang kendali sebuah perusahaan yang menjadi model keperkasaan korporat Amerika Serikat dan dikenal memiliki teknik manajemen modern, Jack Welch tak mau terlena menikmati reputasi besar GE. Sebaliknya, dia menilai GE yang begitu besar terlihat lambat bergerak, walaupun ketika itu pendapatan bersihnya USD1,7 miliar dan pertumbuhan 9% per tahun.

Jack Welch yang selama ini dikenal sebagai orang dalam GE, awalnya dianggap tak akan banyak mengubah budaya kerja di perusahaan yang didirikan oleh Thomas Alva Edison pada 1787 ini. Apalagi dia dipilih melalui proses pengkaderan yang panjang dan dipersiapkan secara matang oleh pendahulunya, Reginald “Reg” Jones. Namun, anggapan itu terbalik 180 derajat, Jack Welch malah membuat GE berguncang dengan serangkaian gebrakan yang diambilnya.

Dalam kamus Jack Welch tak ada perubahan bertahap, semua dilakukan dengan lompatan besar. Dia tak mau hanya diam di ruangan dan kursi empuk, sebaliknya malah tak bisa diam dan turun ke bawah untuk memosisikan ulang keberadaan GE agar adaptif dan kreatif. Dia berusaha membangkitkan potensi seluruh karyawan untuk memastikan GE tetap dinamis.

Alhasil, pada 1997 saja total aset GE membengkak menjadi USD272,4 miliar dolar, pendapatan total USD79,18 miliar. Itu belum termasuk laba yang dihasilkan sebesar USD7,3 miliar dan membuat GE bernilai USD200 miliar. Dengan jumlah karyawan yang lebih ramping sekitar 260.000 orang di seluruh dunia.

Padahal ketika pertama kali menjadi CEO pada 1981, aset GE hanya USD20 miliar dan revenue USD27,24 miliar. Laba yang dihasilkan saat itu hanya USD1,65 miliar dan nilai GE hanya USD12 miliar. Padahal karyawannya saat itu lebih banyak sekitar 440.000 orang di seluruh dunia.

Saat menjelang lengser pada tahun 2000, pendapatan GE telah mencapai USD129.853 miliar dan laba USD12.735 miliar. Kapitalisasi GE pada April 2000 adalah yang tertinggi di dunia sekitarUSD518 miliar. Dengan jumlah karyawan 313.000 orang, memiliki 250 pabrik di 26 negara dan beroperasi di lebih 100 negara.

Kunci sukses Jack Welch selama 20 tahun memimpin GE dikupas secara apik dalam buku The Jack Welch Secrets karya Stuart Crainer. Buku setebal 208 halaman yang diterbitkan Daras Books secara lugas menuturkan sepuluh kunci sukses kepemimpinan Jack Welch. Buku ini membuat kita bisa memahami sikap keras Jack Welch dalam memimpin yang membuatnya dijuluki “Neutron Jack”.

Betapa tidak, Jack Welch dikenal sebagai CEO paling keras di masanya. Baru empat tahun duduk di tampuk pimpinan GE, dia sudah mengurangi (downsizing) hampir 200.000 karyawan. Lalu, pada tahun 1989 sekitar 100.000 karyawan pun meninggal GE, sehingga membuat banyak pihak khawatir dengan masa perusahaan legendaris ini karena kehilangan banyak potensi besar.

Namun, di sini Jack Welch membuktikan kepiawaiannya. Dengan jumlah karyawan yang ramping dan organisasi perusahaan yang sederhana, dia mampu melejitkan kinerja GE. Dengan konsep Work Out dan Sigma Six, dia berhasil mengoptimalkan kreativitas karyawan. Karena dia tak segan-segan mendidik langsung bawahannya dan menyediakan seperempat waktu kerjanya untuk melatih mereka.

Hal itu membuat dia cepat menangkap ide kreatif dari karyawan dari setiap lapisan dan memastikan kualitas setiap produk GE. Bagi Jack Welch bisnis berisi ide dan produk berkualitas. Jadi pahlawan dalam bisnis adalah orang punya kreativitas dan mampu mewujudkan menjadi produk berkualitas.

Dia pun tak segan-segan mengaji tinggi karyawannya untuk mendapat ide terbaik dan siap menghadapi tekanan yang berat. Bukan sekadar mengandalkan loyalitas karyawan untuk memajukan GE. “Kualitas seseorang dilihat dari ide dan kemampuan mewujudkannya, bukan loyalitasnya. Kalau loyalitas dianggap sebagai kualitas seseorang, maka kualitas itu buta,” tandas Jack Welch.


Friday, September 11, 2009

Model Leadership dari Fabio Capello



Pelatih timnas Inggris ini dianggap menjadi sosok penting dari hasil memuaskan yang ditoreh The Three Lions. Sebagai seorang Pelatih "Fabio Capello memadukan Gaya Management dan Kepemimpinan yang kuat".

Mantan pelatih Real Madrid ini ternyata punya satu kunci dibalik kesuksesannya membesut John Terry cs. Menurut pelatih asal Italia ini, Komunikasi menjadi kunci sukses The Three Lions mampu untuk lebih awal lolos ke Piala Dunia 2010. Saya sangat yakin dengan kemampuan Team Nasional Inggris yang bermaterikan talenta-talenta baik dan profesional dan menjadi salah satu kekuatan sepakbola dunia.

Tak hanya itu, Capello juga mengklaim jika antara dirinya dengan pemainnya selalu mengedepankan Sikap saling menghormati. Tentu ini sangat mengejutkan. Selama ini Capello dikenal sebagai sosok yang bertangan dingin sekaligus bertangan besi.

"Saya hormati pemain, pemain menghormati saya. Hal ini sangat penting. Setiap hari kami selalu bersama dan terkadang saya berbicara kepada mereka secara individu," ujar Capello kepada The Metro.

"Saya selalu membuka pintu saya terbuka, pemain dapat datang ke kantor saya. Tiga pemain telah datang kepadaku dan bertanya mengapa mereka tidak dimainkan. Setiap waktu saya jelaskan," bebernya.



Capello juga menjelaskan alasannya melarang teman, pacar bahkan istri untuk bergabung dengan pemain saat perhelatan akbar nanti digelar. Capello hanya akan memberikan satu hari buat sang pemain untuk bertemu orang terdekatnya itu. Selebihnya Fokus ke Tim

Dapat kita simpulkan keberhasilan kepemimpinan dari seorang Fabio Capell0 dalam melatih Team Nasional Inggris saat ini adalah :
1. Komunikasi yang baik dan benar
2. Respect (Saling menghormati dan menghargai)
3. Fokus dan Disiplin




Tuesday, September 8, 2009

Belajar Tiada Pernah Berhenti

Belajar adalah salah satu aktivitas yang seharusnya kita lakukan sepanjang hidup. Demikian pula ketika seseorang menapaki jabatan sebagai seorang pemimpin. Pembelajaran akan membantunya dalam berkembang menjadi seorang pemimpin yang semakin baik. Seorang pemimpin sejati adalah orang yang tidak pernah berhenti belajar.


Ketika Anda melihat gambar tersebut, apa yang Anda pikirkan? Apakah gelas itu setengah penuh, atau setengah kosong ? Itu merupakan cerminan dari persepsi Anda. Jika Anda melihat gelas itu setengah kosong, maka Anda termasuk orang yang pesimis. Namun, jika Anda memandang gelas itu setengah terisi, maka berarti Anda orang yang optimis.


Dalam proses pembelajaran, pandangan glass half full sangatlah penting, karena itu menunjukkan optimisme dalam belajar. Selain itu, dalam proses pembelajaran Anda juga perlu menjaga supaya gelas tersebut selalu half-full, tidak pernah penuh. Artinya, Anda selalu bersedia untuk menerima informasi, ilmu, pengetahuan, hingga skill yang baru. Sehingga, Anda selamanya akan selalu belajar.

Pemimpin Harus Selalu Belajar
Seorang pemimpin sejati, adalah orang yang tidak pernah berhenti belajar. Dalam dunia ini, tidak ada yang tetap, selain perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, maka pemimpin harus update terhadap kondisi di sekitarnya, berusaha memperoleh knowledge, informasi dan skill yang baru, supaya dapat menyesuaikan diri.

Perdebatan yang marak terjadi adalah: "are leaders born or they are made?" Menurut saya, keduanya sama-sama berperan penting. Untuk menjadi seorang pemimpin, pemimpin harus punya karakteristik-karakteristik yang memang sudah ada sejak lahir, seperti misalnya intelijensia yang cukup cerdas. Hanya saja, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, maka tidak bisa terjadi dengan alami begitu saja. Untuk menjadi pemimpin yang sempurna, seseorang perlu untuk belajar banyak.

Banyak orang yang sebenarnya berpotensi bagus untuk menjadi pemimpin. Hanya saja, orang yang bisa jadi pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak berhenti untuk belajar. Belajar skill-skill yang penting dimiliki pemimpin, belajar pengetahuan baru, belajar berhubungan dengan orang lain, belajar mendengarkan, dan serangkaian daftar pelajaran lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dan yang terpenting, seorang pemimpin harus mampu belajar dari pengalamannya. Pengalaman adalah guru terbaik, demikian kata-kata orang bijak. Seorang pemimpin sejati dapat belajar dari kesalahan yang pernah dibuatnya. Pemimpin sejati mau belajar dari kritik yang ditimpakan kepadanya.

Donald Trump,misalnya, merupakan salah seorang yang mempunyai passion tinggi dalam hal learning. Menurutnya, adalah suatu hal yang sangat penting untuk tetap terbuka terhadap ide dan informasi yang baru. Ketika seseorang bersikap know-it-all, atau belagak seperti tahu segalanya, maka sama saja dengan ia menutup pintu untuk penemuan maupun peluang bagus. Maka sarannya, selalu buka pintu Anda tiap hari untuk suatu hal yang baru dan memberikan energi.

Seorang pemimpin yang tidak mau belajar, seperti terkungkung dalam dunianya sendiri. Ia merasa paling tahu, tidak mau belajar, dan tidak mau mendengarkan orang lain. Sehingga akibatnya, ia tidak bisa menyesuaikan terhadap perubahan yang ada. Dan sebagai pemimpin, tentunya ia tidak akan punya pencapaian yang bagus. Siapa yang mau pemimpin yang sombong dan tidak mau belajar? Siapa yang menghendaki pemimpin yang tidak mau mendengarkan orang lain? Oleh karena itu, seorang pemimpin sejati hendaknya selalu bersedia untuk belajar sepanjang hidupnya.


Monday, June 22, 2009

Pemimpin: Menginspirasi, Mengembangkan, Mencetak Hasil Cemerlang




Oleh: Betti Alisjahbana


Saya sering ditanya, apakah kepemimpinan bakat atau dipelajari? Bisakah seorang yang introvert, pendiam dan pemalu sukses dalam memimpin ? Apakah kita bisa memimpin orang yang lebih pandai dari kita ?

Dari beberapa buku tentang kepemimpinan yang pernah saya baca, buku Winning yang ditulis oleh Jack Welch memberikan panduan yang paling praktis tentang apa yang perlu dilakukan oleh para pemimpin untuk sukses. Di bawah ini adalah delapan tips memimpin yang menjadi kunci keberhasilan.

Pemimpin, meningkatkan kemampuan timnya, mengevaluasi, membimbing dan membangun percaya diri.

Pemimpin memilih dan menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat. Mendukung dan memajukan mereka serta memindahkan mereka yang tidak tepat. Pemimpin membimbing, memberi petunjuk, memberi masukan dan membantu timnya menghasilkan kinerja terbaik. Pemimpin membangun rasa percaya diri pada timnya, memberi semangat, perhatian dan penghargaan. Rasa percaya diri akan membangkitkan energi, meningkatkan kebranian untuk mengambil resiko untuk mencapai lebih. Rasa percaya diri adalah modal bagi tim pemenang.

Pemimpin dapat dianalogikan seperti tukang kebun yang membawa selang penyiram air di satu tangan dan pupuk di tangan yang lain. Kadang-kadang ia harus mencabut tanaman-tanaman liar, tapi lebih banyak waktu digunakan untuk merawat dan menyayangi, lalu menikmati ketika semua tanamannya berbunga.

Pemimimpin membuat timnya mengerti, menghayati dan menjalankan visi organisasi.

Pemimpin bukan hanya membuat visi organisasi, tetapi juga membuatnya hidup. Untuk itu visi harus jelas dan dikomunikasikan berulang-ulang kepada semua orang. Beberapa pemimpin mengkomunikasikan visinya hanya pada jajaran di bawahnya, dan berharap timnya akan meneruskannya kebawah. Ternyata komunikasi itu berhenti disitu. Jadi jangan heran bila kita berhadapan dengan petugas call center yang membuat Anda menunggu begiu lama, sementara visi perusahaannya menjanjikan kecepatan dan kenyamanan.

Satu lagi, bila pemimpin ingin visi organisasinya hidup dan terlaksana, sistem insentif, bonus dan penghargaan pun perlu menjadi penunjang. Visi hanya tinggal visi bila tidak dikomunikasikan terus menerus pada semua orang dan diperkuat dengan sistem penghargaan yang menunjangnya.

Pemimpin menyuntikkan energi positif dan optimisme.

Pemimpin membawa pengaruh yang sangat besar pada organisasinya. Seorang manager yang sepanjang hari selalu optimis dan dinamis biasanya menghasilkan tim yang optimis dan dinamis pula. Tentu saja kadang kala ada alasan kuat yang membuat semua murung dan pesimis : keadaan eknomi yang serba sulit, kompetisi yang sangat dahsyat yang membuat berbisnis menjadi begitu sulit dan mungkin banyak alasan lain. Tugas pemimpin adalah melawan grafitasi negatif ini dengan menunjukkan semangat “kita bisa mengatasi semua tantangan”. Itu berarti, pemimpin harus keluar dari ruangannya, bertemu dengan sebanyak mungkin timnya, memberikan perhatian atas apa yang mereka lakukan, dan memberi informasi dimana tim berada, sudah sejuh mana tim bergerak dalam perjalanan bersama mendaki bukit yang terjal ini.

Pemimpin membangun rasa percaya dengan kejujuran, keterbukaan dan memegang janji.

Tim perlu tau bagaimana kinerja organisasi serta kondisi bisnis. Kadang-kadang sulit untuk menyampaikan kabar buruk, misalnya ketika organisasi harus mengurangi pegawai. Ada kecenderungan untuk menyembunyikannya. Kecenderungan ini harus di lawan, agar rasa percaya, dukungan tim dan energi dapat terjaga. Pemimpin juga dipercaya bila ia memberikan penghargaan pada timnya sesuai dengan hasil-hasil yang telah di capainya. Mereka tidak boleh mencuri ide dari timnya dan mengaku sebagai idenya sendiri. Lalu menjilat ke atas dan menendang ke bawah.

Pemimpin yang cerdas tau betul, ketika timnya sukses, dia pun akan mendapatkan penghargaan tanpa perlu cari muka. Di masa-masa sulit, pemimpin mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi, sementara pada saat organisasi sukses, ia memberikan pujian dan penghargaan pada timnya, bukan sebaliknya.

Harap diingat, ketika seorang pemimpin diangkat menjadi pemimpin, ia tidak dimahkotai sebagai raja, melainkan, ia diberi tanggungjawab untuk menghasilkan yang terbaik dari timnya. Untuk itu, segenap timnya harus mempercayainya. Dan tim akan mempercayai pemimpinnya, selama sang pemimpin membuktikan kejujuran, keterusterangan, menghargai kinerja tim dan tidak berpura-pura.

Pemimpin punya keberanian untuk mengambil keputusan yang tidak populer dan mengikuti kata hatinya.

Secara naluriah, orang suka membangun konsensus dan suka dicintai oleh semua. Kecenderungan ini bisa menjebloskan seorang pemimpin karena ada waktunya dimana pemimpin harus bisa mengambil keputusan sulit seperti melepas pegawai, memotong dana proyek atau menutup salah satu pabrik demi kebaikan organisasi secara keseluruhan. Tentunya keputusan berat seperti ini akan menimbulkan penolakan dan ketidak senangan. Tugas pemimpin adalah mendengarkan, menjelaskan dengan akurat dan menjalankan keputusan dengan yakin.

Ada kalanya keputusan harus segera di ambil, pada saat tidak semua data tersedia. Jangan ragu-ragu untuk mendengarkan kata hati untuk mengambil keputusan. Seorang pemimpin diangkat menjadi pemimpin karena ketrampilan dan pengalaman. Ketrampilan dan pengalaman itu telah membentuk database berbagai pola situasi. Kata hati akan memberikan sinyal pada diri Anda apabila suatu pola terlihat. Jangan abaikan kata hati itu.

Pemimpin selalu penuh rasa ingin tahu, sering bertanya lalu membuat pertanyannya dijawab dengan perbuatan.

Pemimpin harus sering bertanya seperti “Bagaimana kalau.... ?”, “Kenapa tidak?”, “Kenapa begini ?”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan membuat tim memberikan perhatian lebih pada pekerjaannya, membuat sang pemimpin lebih menguasai bidang-bidang tersebut dan membuat organisasi tidak cepat puas dan selalu memikirkan solusi yang lebih baik.

Bertanya saja tentu tidak cukup. Pemimpin harus membuat pertanyaan-pertanyaan itu membuka perdebatan sehat yang melahirkan suatu tindak lanjut nyata. Sering terjadi pemimpin membiarkan pertanyaan atau masalah yang ada tidak di tindak lanjuti dengan suatu tindakan dan ketika pesaing lebih dulu mengambil tindakan itu, timbulah penyesalan kemudian.

Banyak orang tidak suka pertanyaan-pertanyaan kritis dari pimimpinnya yang bisa mementahkan sesuatu produk atau ide. Adalah tugas pemimpin untuk selalu menginginkan solusi lebih besar pengaruhnya dan lebih baik. Bertanya, berdebat dengan sehat, ambil keputusan dan melaksanakan nya maka Anda akan mendapatkan solusi yang lebih besar skalanya dan lebih baik itu.

Pemimpin menginspirasi untuk berani ambil resiko dan mengembangkan diri melalui perbuatan

Perusahaan sukses berani mengambil resiko dan terus belajar. Tapi dalam realitasnya kedua hal itu seringkali hanya sebatas wacana dan tidak benar-benar dilaksanakan. Banyak manajer yang meminta timnya untuk mencoba hal baru tetapi kemudian memarahi mereka habis-habisan ketika gagal. Kalau ini yang Anda lakukan, dapat dipastikan sesudah itu tidak ada lagi yang berani untuk mencoba hal-hal baru. Mereka akan cenderung cari yang aman saja.

Anda dapat membangun budaya berani ambil risiko dengan mengakui bahwa Anda pun pernah melakukan kesalahan dan membahas apa yang Anda pelajari ketika melakkukan kesalahan itu. Saya beruntung punya beberapa pimpinan yang ketika saya berbuat kesalahan, mereka bersikap sangat simpatik dan membantu saya menganalisa secara terstruktur dimana letak kesalahannya dan apa yang bisa dipelajari dari kesalahan tersebut. Hal itu telah membantu saya belajar seperti apa seharusnya proses itu dilakukan dan juga bagaimana menangani anak buah yang sedang jatuh.

Pekerjaan yang menumpuk membuat kebanyakan orang merasa tidak punya waku untuk mengembangkan diri. Agar pengembangan diri mendapatkan prioritas, pemimpin perlu memberikan contoh. Jadwalkan waktu untuk pengembangan diri baik melalui workshop, online training maupun mencari best practice di organisasi lain dan belajar dari sana. Bahas best practice dengan segenap tim, cari cara agar organisasi bisa menyamai bahkan menyusulnya.

Bila Anda ingin perubahan, mulai lah dari diri sendiri. Anda akan gembira dengan budaya yang Anda bisa bangun. Begitu juga tim Anda.

Pemimpin merayakan kemenangan.

Merayakan kemenangan membuat tim merasa sebagai tim pemenang , merasa dihargai dan menimbulkan energi positif. Rayakan kemenangan sesering mungkin. Rayakan kemenangan dengan cara yang kreatif. Jadikan kemenangan sebagai suatu even yang istimewa, yang membuat tim ingin mencapainya lagi.

Tidak ada rumus yang mudah untuk menjadi pemimpin yang hebat. Memimpin memang penuh tantangan. Banyak hal yang saling bertentangan, seperti bagaimana menghasilkan hasil jangka pendek yang bagus tanpa mengorbankan kepentingan jangka panjang. Bagaimana disatu sisi kita harus membangun rasa percaya diri penuh optimisme dan energi positif, sementara disaat yang sama kita perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan tidak cepat puas dengan jawabannya. Juga kita harus menghidupkan budaya berani mengambil resiko, sementara ada keterbatasan biaya dan waktu sehingga kesalahan yang fatal bisa mengobrak-abrik rencana biaya yang sudah dicanangkan.

Itulah seninya memimpin. Bagaimana setiap hari kita harus mencari terobosan-terobosan agar kita tidak dipojokan pada pilihan dimana kita harus memilih salah satu dan mengorbankan yang lain.

Ada pemimpin yang kalem, ada juga pemimpin yang menggebu-gebu. Ada yang sangat analitis ada yang impulsif. Ada yang galak ada yang mengayomi. Tapi dibalik itu semua, pemimpin terbaik sangat peduli pada tim yang dipimpinnya, pada pertumbuhan dan sukses mereka.

Kita harus senantiasa terus membangun kemampuan "Soft skill dan Hard Skill" untuk menunjang Leadership Skill yang kita punyai.

Selamat Memimpin.....

Thursday, May 28, 2009

Sifat-sifat Istimewa Mahapatih Gajahmada



Anda pasti pernah mendengar nama Gajahmada ataupun pernah membaca kisah sejarah Bangsa Indonesia tentang Mahapatih Gajahmada cukup kebangetan sih ...,

Mahapatih Majapahit yang orang biasa ketika Majapahit diperintah Ratu Tribhuana Tungga Dewi. Saat itu kerajaan menghadapi pemberontakan Ra Kuti. Gajah Mada saat itu Panglima Bhayangkara, membawahi seluruh pasukan Majapahit. Ia diberi mandat untuk menumpas pemberontak, meredam disintegrasi. Dengan keahlian di sektor polkam dan keahlian olah keperajuritan serta strategi militer, Gajah Mada mampu menumpas pemberontak.

Orang pertama Majapahit adalah Ratu Tribhuana Tungga Dewi, tetapi yang menjalankan roda pemerintahan adalah Mahapatih Gajah Mada. Tapi, Gajah Mada bukan orang yang haus kekuasaan. Ambisinya hanya mengabdi kepada negara, mempersatukan Bhumi Majapahit. Untuk membuktikan kesetiaannya, ia bersumpah tidak akan memiliki keturunan agar di kemudian hari kebesaran namanya tidak dimanfaatkan anak keturunannya.
.
Siapapun pasti mengenal Gajah Mada, namun yang banyak orang tahu mungkin hanya sebatas Sumpah Palapa tanpa tahu bagaimana sepak terjang dia Majapahit. Bagaimana sikap nasionalisme-nya yang tinggi dan pengorbanannya kepada negara yang luar biasa. Satu hal yang sudah hampir hilang di dalam hati kebanyakan kita saat ini, untuk itu saya mencoba menuliskan sifat-sifat istimewa dari Mahapatih Gajahmada yang dapat kita pelajari dan semoga berguna bagi kita semua.

1. Widjna, artinya berlaku bijaksana penuh hikmah dalam kesukaran yang genting-genting (oleh karena kebijaksanaan itu, kegentinganpun hilang dan ketentraman kembali dengan sempurna)

2. Mantriwira, yaitu sifat seorang pembela negara yang selalu berani tidak berhingga. Keberanian Gajahmada memang ternyata dalam bermacam-macam perjuangan. Gajahmada tidak takut berbuat salah, atas yakin bergerak atas kebersihan tujuan negara. Dalam peperangan ua berjasa sebagai prajurit, baik dilaut maupun di darat

3. Wicaksaneng naya, yaitu kebijaksanaan dalam segala tindakan.Kebijaksanaan ini selalu kelihatan dakam perhubungan Gajahmada dengan lawan dan kawan, baik bangsawan maupun rakyat jelata. Kebijaksanaan memberikan kesempatan kepada gajahmada melakukan beberapa cita-cita politik dan merapatkan perhubungan dengan segala pegawai tinggi dan pahlawan-pahlawan dalam negara.

4. Matanggwan, artinya menjadi kepercayaan.

5. Satya bhakty aprabhu, setia dengan hati ikhlas kepada negara dan sang prabu. 44 tahun gajahmada , ada selalu penuh dengan kesetiaan kepada negara dan kepada sang prabu, jikalau sekiranya gajahmada ada mau m maka dengan sedikit tenaga, dapatlah ia merebut mahkota dan duduk di singgasana majapahit

6.wagni wak, yaitu pandai perpidato dalam mempertahankan sesuatunya.Gajahmada pandai berkata-kata dengan keyakinan, baik di dalam rumah maupun di depan ramai.

7. sardjawo pasama, yaitu tingkah laku yang memperlihatkan kerendahan hati dan bermuka manis.tulus iklas dan sabar. Sifat ini hanya didapat pada ahli politik berderajat tinggi

8. diwjatjitta, selalu berbaik hati dalam berhubungan dengan yang lain dan selalu siap mendengarkan bermacam-macam pikiran dengan hati tenang walaupun tidak setuju. Sifat ini menjadi dasar hati bagi permusyawaratan mencari kebulatan, suatu dasar negara yang sehat dan terpenting

9. dhirotsaha, selalu bekerja rajin dan bersungguh-sungguh serta keteguhan hati. di dalam hati yang teguh, kelihatan pula keberanian dan kesetiaan

10.tan lalana, selalu bersifat gembira dan jikalau bersedih hati maka dia tidak membutuhkan hiburan dari luar.selalu dia melihatkan sikap yang bangun tegak dan selalu bertindak lekas

Melihat dan mengamati sifat dan contoh yang diberikan Mahapatih Gajahmada sangat mengagumkan, Sungguh
Gajah Mada mengajarkan, untuk menjadi nomor satu tidak harus menjadi seorang raja. Untuk menjadi nomor satu, tidak harus menjadi orang nomor satu. Sebuah pelajaran penting bagi seluruh pemimpin dan calon pemimpin Bangsa ini.

Tuesday, May 26, 2009

Berpikir dan Berjiwa Besar (The Magic Of Thinking Big).



Berpikir dan Berjiwa Besar telah mengusik saya kembali membuka buku lama yang pernah saya baca, "buku karangan David J. Schwartz, Berfikir dan Berjiwa Besar (The Magic Of Thinking Big)". Sangat relevan dengan hiruk pikuknya aktifitas dari para pendukung peserta Pilpres 2009 di Negara kita saat ini. Dukung mendukung, sindir menyindir dan pembentukan tim sukses terus kita dengar dan saksikan dari para peserta Pilpres 2009. Semoga masyarakat kita tidak menjadi bingung dan semakin tidak mengerti akan situasi yang tercipta ini. Semua peserta Pilpres begitu yakin akan menjadi pemenang dalam Pilpres nanti. Semua peserta Pilpres telah membaca buku ini, untuk sangat yakin untuk menjadi pemenang.

Buku luar biasa yang berjudul "The Magic Of Thinking Big" karangan David J.Schwartz yang diterjemahkan oleh Drs.F.X.Budiyanto dalam buku "Berpikir dan Berjiwa Besar" mengulas bahwa bila anda percaya dapat berhasil, maka anda akan benar-benar berhasil.
Keberhasilan berarti kesejahteraan pribadi, memperoleh kehormatan, populer, disegani, kebebasan (dari kekhawatiran, ketakutan, frustasi, kegagalan), mampu mengerjakan lebih banyak bagi mereka yang bergantung kepada Anda, dan yang kasih sayangnya begitu Anda hargai.

Dalam pertarungan demokrasi, kalah atau menang adalah kehendak yang harus diterima. Pemenang pun harus bijak, tidak harus bertepuk dada tetapi harus mawas diri. Bahwa kehendak menang itu adalah amanah dari masyarakat yang harus diperjuangkan. Sedangkan kehendak kalah pun, akan menjadi terhormat bila dengan sikap jantan memberi selamat kepada pemenang. Kekalahan adalah kemenangan tertunda yang harus diperjuangkan dalam pertarungan berikutnya dengan penuh mawas diri dan kerja keras.


Keberhasilan adalah tujuan hidup dan setiap manusia menginginkannya. Cara terbaik untuk memperoleh adalah dengan percaya bahwa Anda dapat berhasil. Kepercayaan, sikap positif "saya dapat" membangkitkan kekuatan, keterampilan dan energi yang diperlukan untuk berhasil. Jika Anda percaya "Saya dapat melakukannya" dan benar-benar percaya, maka "bagaimana melakukannya " pun berkembang secara otomatis. Pelajarilah bagaimana orang sukses mendekati dan mengambil keputusan, maka Anda akan berhasil. Cara melakukannya selalu muncul untuk orang yang percaya bahwa dia dapat melakukannya.

Kepercayaan yang kuat menggerakkan pikiran untuk mencari jalan dan sarana untuk melakukannya. Dan percaya bahwa anda dapat berhasil membuat orang lain menaruh kepercayaan kepada Anda. Mayoritas orang tidak menaruh kepercayaan yang besar akan kepercayaan.


Satu-satunya unsur yang paling esensial di dalam penjelajahan luar angkasa dewasa ini adalah kepercayaan bahwa ruang angkasa dapat dikuasai. Tanpa kepercayaan yang kuat dan tidak tergoyahkan bahwa manusia dapat mengadakan perjalanan keluar angkasa, para ilmuwan tidak akan mempunyai keberanian, minat dan antusiasme untuk maju. Kepercayaan bahwa manusia bisa terbang mampu menghasilkan karya megah yaitu pesawat terbang. Kepercayaan bahwa kanker dapat disembuhkan akhirnya menghasilkan obat kanker.

Kepercayaan akan hasil yang besar adalah kekuatan penggerak di belakang semua buku besar, drama besar, penemuan ilmiah yang besar. Kepercayaan akan keberhasilan ada di balik semua bisnis yang berhasil, perusahaan yang berhasil dan organisasi politik yang berhasil. Kepercayaan akan keberhasilan adalah satu unsur dasar yang sepenuhnya esensial pada diri orang-orang yang berhasil.

Otak Anda adalah "pabrik pikiran" yang sibuk menghasilkan pikiran yang tak terhitung setiap jam. Ada 2 mandor dalam pabrik pikiran Anda yaitu Tuan Kemenangan dan Tuan Kekalahan. Tuan Kemenangan menghasilkan pikiran-pikiran positif seperti mengembangkan alasan mengapa anda dapat, mengapa anda cakap, mengapa Anda akan berhasil. Taun kekalahan menghasilkan pikiran-pikiran negatif seperti mengembangkan alasan-alasan mengapa Anda tidak dapat, mengapa Anda lemah, mengapa anda tidak memadai dan mengapa Anda akan gagal. Kedua mandor tersebut sangat patuh kepada Anda
Percayalah, benar-benar percaya bahwa dapat berhasil, maka Anda pun akan berhasil. Berpikirlah ragu / anda gagal, maka anda pun akan gagal.

Satu-satunya tindakan yang bijaksana adalah memecat Tuan Kekalahan. Anda tidak membutuhkan dia. Gunakanlah Tuan Kemenangan 100% selalu. Ketika ada pikiran memasuki benak Anda, minta Tuan Kemenangan agar bekerja untuk Anda maka dia akan memperlihatkan bagaimana Anda dapat berhasil.

Adalah sesuatu yang manusiawi bila kecewa dalam sebuah kekalahan. Apalagi kekalahan itu melalui pertarungan dengan pengorbanan habis-habisan yang menguras harta dan seluruh hidupnya. Jangankan uang miliaran kadangkala harga diri sudah dikorbankan. Dengan pengorbanan yang demikian besar tersebut maka wajar kalau sikap "tidak siap kalah" akan dialami. Kalaupun sikap tidak elegan tersebut dilakukan, yang pasti tidak akan pernah menguntungkan. Sikap sakit hati dan ketidakdewasaan berpolitik ini akan menambah masalah baru. Untuk itulah jugah dibutuhkan Jiwa Besar untuk menerima kekalah tersebut.



Wednesday, March 11, 2009

OPEN MIND ATTITUDE FOR LEADER

Open Mind Attitude mengandung pengertian sebagai suatu sikap " pikiran yang terbuka atas sesuatu", hal baru, pandangan baru, perbedaan dan mau menerima , atau dengan kata lain semua berkaitan tentang sikap. Sikap akan sangat menentukan perilaku dan perilaku akan mempengaruhi kita dalam bertindak (dasar bertindak)yang pada akhirnya Tindakan akan menentukan hasil akhir (Result).

Rossevelt mantan presiden USA pernah berkata bahwa "jika merasa diri kita besar", adalah syndrome tidak sehat,khususnya bagi seorang pemimpin. Sikap merasa diri besar = the beginning of all the end. (awal dari kehancuran).

Tiada yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan kemampuan berpikir dan bertindak dari seorang Leader. Mau terbuka atas kritik, pendapat yang berbeda, menerima dan mengkaji pandangan dari kelompok lain, mau belajar atas kesalahan yang pernah diperbuat, hal tersebut merupakan sikap positif dari seorang Good Leader.

"Seandainya ada rahasia kesuksesan, maka rahasia itu adalah kemampuan mendapatkan pandangan orang lain dan melihat segalanya dari sudut pandangan, selain dari sudut pandang kita sendiri",. oleh Henry Ford

Opend Mind dari seorang Leader = Memiliki sikap yang memerlukan kerendahan Hati

Tanpa open mind attitude bisa dipastikan "learning spirit" pun akan berjalan sekedarnya. Alam telah menetapkan hukumnya yang bersifat mutlak, perubahan adalah hakikat hidup. Untuk dapat bertahan hidup kita harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap perubahan itu. Leader harus mampu untuk melakukan adjustment atau penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

Tidak memiliki kemampuan Learning Spirit = tidak memiliki kemampuan Listening Capability, yang meruoakan modal dasar seorang pemimpin dalam hal "Open Mind Attitude". Mengutip pernyataan William Shakespeare, " Sediakan telingamu untuk semua orang, tapi tak usah kau sediakan suaramu",.

Kemampuan untuk mendengarkan sangat penting kita pahami, bahwa mendengarkan berbeda dengan hanya sekedar mendengar. Mendengarkan mensyaratkan adanya kemauan yang sadar untuk itu dan adanya keinginan untuk memahami di dalam hal mendengarkan. Leader harus meningkatkan kualitas dan kuantitas mendengarkan dari orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

Listening Capability bermuara pada kualitas commitment dan involvement yang akan terlihat dari indikator bagaimana persepsi dari anggota teamnya. Leader harus mampu menumbuhkan dan memaksimalkan seluruh kemampuan dari anggota team, untuk itu diperlukan kesadaran penuh, bahwa tanggung jawab tersebut adalah tanggung jawab resiprokal antara Leader dan anggota Team.


Praktek - Winning Concept

Changing LINKS

Winning Concept - Winning Team and Winning Process biasa kita dengar, kita ketahui telah menjadi kunci sukses dari perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Beragam upaya dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mewujudkannya agar dapat berjalan dengan baik. Pada postingan kali ini, saya akan mencoba sharing tentang nilai-nilai yang dapat kita lakukan dan tampak dalam praktek "winning concept", Create dan Praktekkan langsung dalam aktifitas operasional (daily activity) kita sehari-hari.

1. Passion > Semangat, kita harus percaya bahwa tidak ada yang tidak bisa diraih, bersama kita bisa.
2. Willingnes to learn > keinginan untuk mau terus menerus belajar, ini dapat kita lakukan melalui "learning by doing",.
3. Caring > Tumbuhkan dan tingkatkan rasa kepedulian dan perhatian kepada seluruh jajaran yang menjadi tanggung jawab anda. Banyak pimpinan pintar dan jago dalam pekerjaannya, namun sangat kurang dalam hal ini. Hal kecil namun memberikan dampak yang besar.
4. Work Smart > Selalu bekerja keras sudah tidak cukup lagi, dengan kerja cerdas kita akan lebih optimal dalam result dan process.
5. Team Building > senantia melakukan perbaikan dan upaya membangun kekuatan dari team yang ada, berikan motivasi-motivasi, sharing experience dan libatkan arti penting dari seluruh anggota team.
6.Team Work > Kerjasa sama yang kuat, senantiasa mempunyai kekuatan untuk dapat melaksanakan komitment yang telah disepakati.
7. Define Role and Responbility > Menjabarkan dan memastikan, "tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan dan jabatan telah dipahami, dimengerti dan dapat untuk dilaksanakan dengan baik.
8. Supporting > Dukungan dan bantuan kepada team kita, dukungan ini haruslah tampak dari sikap kita, komunikasi kita dan kebijakan yang kita ambil. Saya sangat suka dengan kata-kata "you are not alone" ini bisa kita sampaikan dan nyatakan kepada seluruh Team.

Tiada yang sulit bila kita mau, dan terkadang banyak hal diatas telah kita lakukan dan terasa biasa, konsistensi dan improvement yang masih kita perlukan. Do it Right Times and Do it Right Now ...

Salam

To be Continue ....

Monday, March 2, 2009

Pemimpin Perubahan

Changing LINKS



Bagaimana sebenarnya pola kepemimpinan yang tepat untuk menuntun organisasi dalam menghadapi berbagai aspek perubahan yang dialami ? Bagaimana pola kepemimpinan dapat menuntun organisasi lebih bersikap proaktif dan memiliki ketajaman yang relatif tinggi?. Lebih baik lagi jika bukan sekedar menanggapi dan memanfaatkan berbagai perubahan yang ada, tetapi mengantisipasinya dengan baik.

Seorang pemimpin dapat diibaratkan seorang nahkoda kapal yang sedang menempuh perjalanan di lautan luas, dengan berbagai tantangan dan cobaan. Dalam perjalanannya, sang nahkoda senantiasa dihadapkan pada pilihan keputusan-keputusan strategis, dalam kondisi normal, kondisi kritis karena diserang badai, atau dalam kondisi stagnan, tatkala seluruh bentuk kehidupan kelihatannya menghilang dan tidak memberikan arti apa-apa. Dalam perjalanannya, sang nahkoda berada dalam wadah yang tidak pasti tetapi secara ironis justru membutuhkan ketepatan "kepastian" dalam setiap keputusan atau setiap langkah agar kapalnya selamat dan dapat mencapai tempat tujuan dengan cepat.

Sang nahkoda harus dapat membentuk rasa "kebersamaan" dan rasa memiliki terhadap kapal, maupun keterlibatan dalam pencapaian tujuan. Kebersamaan ini hanya dapat dimunculkan jika kita memiliki sikap dan melihat eksistensi kita sebagai pemimpin justru sebagai bagian dari kumpulan eksistensi setiap anggota perusahaan, dan bukan sebaliknya. Kita dapat memicu perkembangan rasa percaya melalui kemantapan kapabilitas atau kompetensi yang dimiliki, serta dilengkapi dengan kerendahan hati untuk menyatakan bahwa proses yang sedang dilaksanakan merupakan "milik bersama". Konsekuensinya, para pemimpin harus dapat menempatkan diri sebagai "inisiator perubahan", "pelayan perubahan", dan secara aktif menunjukkan partisipasi langsung dalam proses pelaksanaan perubahan.

Dalam menjalani perubahan yang penuh tantangan, rasa antusias perlu dihadirkan dari awal perencanaan proses perubahan dan memainkan peran yang sangat penting. Pemimpin perubahan yang telah dibekali rasa antusias berkesinambungan masih akan menghadapi berbagai tantangan perubahan lainnya, akan tetapi, secara moral dan psikis ia telah didukung oleh kemauan dan semangat dari dirinya sendiri. Hanya dengan memiliki antusias yang ditunjukkan secara nyata, seorang pemimpin dapat meminta dukungan rasa antusias yang sama dari para anggotanya.

Unsur "kesinambungan" harus diperhatikan dalam menghidupkan rasa antusias, jangan sampai seorang pemimpin kehilangan semangat di tengah-tengah berlangsungnya proses perubahan.


Kewaspadaan dan Keberanian Mendobrak

Dalam mengelola perubahan, seorang pemimpin juga perlu memiliki "kerendahan hati", dalam artian tidak terlena oleh kesuksesan yang telah diraih dan senantiasa waspada terhadap berbagai perubahan situasi dan perkembangan-perkembangan yang akan mempengaruhi daya tahan dan masa depan perusahaan. Kebanggaan yang berlebihan justru seringkali menjadi elemen pemicu munculnya potensi kelemahan perusahaan justru ketika perusahaan berada di puncak.

Dalam kondisi yang dianggap "mapan" juga terdapat potensi destruksi yang harus dicermati. Keberanian untuk mendobrak kemapanan benar-benar kita butuhkan dan perlu kita implementasikan. Ingatlah bahwa kita eksis tidak untuk mengingat masa lalu dan hanya untuk mempertahankan apa yang sudah dicapai, tetapi untuk memberikan jalan kehidupan yang baru bagi perusahaan di masa mendatang.

Konsekuensi menjadi pemimpin adalah juga untuk sewaktu-waktu diperlukan mampu dan mau berperan sebagai panglima perang dengan membawa "pedang" yang secara tepat dan mungkin secara radikal harus kita manfaatkan untuk memotong keterikatan dengan tradisi dan kebiasaan yang ada untuk memperoleh kemenangan selanjutnya. Attitude seperti ini juga dibutuhkan dalam menghadapi perubahan yang tidak "nampak" dan terjadi secara perlahan-lahan, sehingga kondisi kemapanan kelihatannya tidak terusik.

Agar dapat dilaksanakan dengan efisien, perubahan memerlukan himpunan energi yang relatif besar. Kekuatan positif ini hanya dapat ditimbulkan jika pemimpin perubahan dapat menghimpun kekuatan dari seluruh jajaran anggotanya. Dengan kata lain, perubahan membutuhkan dukungan penuh dari para "penduduk" perusahaan. Sehingga, peran pemimpin dalam memanajemeni perubahan juga mencakup peran sebagai "bos", di mana karisma, kekuatan pribadi dan kepercayaan diri harus hadir.

Keyakinan diri perlu ditumbuhkan, agar di dalam diri para pengikut kita tidak terdapat keraguan dalam melangkah, karena merasa memiliki seorang pemimpin yang handal dan memiliki kredibilitas yang tidak diragukan. Tentu saja pengembangan diri agar dapat ’menggerakkan’ pengikut berkaitan erat dengan berbagai faktor dan hanya dapat diperoleh jika kita sendiri sudah memiliki "keyakinan diri sendiri", bahwa apa yang kita laksanakan adalah benar dan memiliki peluang keberhasilan yang tinggi.

Dalam mengelola perubahan, tidak dapat dipungkiri bahwa kita sebagai manusia biasa akan lebih mudah merasa tidak mampu dan lebih mudah merasa tertekan dan ingin melepaskan diri apabila dihadapkan dalam kondisi krisis. Kita dapat mempersiapkan bekal untuk memantapkan diri dalam berbagai kondisi dengan terlebih dahulu memiliki kemampuan dan integritas diri yang jelas.

Sunday, November 9, 2008

Kepemimpinan Lanjutan - Membangun Karisma

Mari kita melihat kebelakang sebentar, ? (perjalanan karir kita) : Kita sudah bekerja keras untuk mencapai posisi kita sekarang, kita telah belajar, bekerja dan melangkah lebih jauh, mengambil tanggung jawab ekstra, meneruskan studi ke jenjang yang lebih tinggi, mengasah insting, mengembangkan kualitas dalam penilaian, mempertahankan integritas dan juga menjaga reputasi, menjaga penampilan serta telah menangani berbagai persoalan di dalam urusan pribadi dan organisasi.

Ternyata telah banyak yang kita telah lakukan dan kita lalui, sedemikian kerasnya usaha dan kerja yang kita lakukan. Mungkin diantara kita ada yang telah mencapai : "tingkat tertentu dalam hal tanggung jawab kepepimpinan", mudah-mudahan kita yang masih dalam tahapan menuju kesana juga dapat meraihnya ... Amin.

Tanggung jawab kepemimpinan ini telah membuat kita mampu menghadapi perubahan, menangani suatu kompleksitas, berpikir strategis, meng-organisasikan staff maupun para kepala departemen atau bahkan board of director, menganalisis persoalan dan memberikan solusi (baik masalah perusahan maupun masalah sendiri ataupun masalah orang lain), Mencari dan mengelola aspek finance perusahaan, menetapkan arah dan rencana pengembangan organisasi ... dll)

Bila itu semua sudah kita dapatkan, kepepimpinan berada dalam genggaman kita, kemana lagi dan apa lagi yang akan kita lakukan ? Kita sudah melakukan semua yang dapat kita lakukan !

Kita harus berjuang untuk mencapai tingkat tertinggi suatu kesuksesan, Kita akan mempunyai lebih banyak kesempatan dalam berbagai hal untuk dilakukan. Bila sebaliknya tidak boleh menyerah atau menerima fakta bahwa karir kita hanya kan mencapai suatu tingkatan tertetu atau biasa kita sebut Puncak karir (Top Speed).



Karisma Kepemimpinan, ya kita dapat belajar agar kita memiliki suatu penilaian yang dinamakan "Karisma di dalam diri kita sebagai seorang Pemimpin". Kita sering mendengar tentang seorang Pemimpin yang memiliki karisma, seperti : Pemimpin Negara : Bung Karno, Mahatma Gandhi, Mandela, Jach Walch dalam dunia bisnis : OM William S (Founder Astra), Ciputra, yang sampai saat ini nilai-nilai kepemimpinannya selalu diingat dan dipelajari banyak orang,

Karisma tidaklah hanya bersifat menarik, hangat, dan ramah.
Karisma dianggap sebagai kemampuan dalam : Ketrampilan hubungan interpersonal, aura, kemampuan bersosialisasi, perilaku sosial yang baik, energi emosi yang positif dan sangat baik dalam hal etika perilaku yang tidak tertulis, atau kepatutan. oleh D.A Benton

Karisma merupakan suatu percaya diri dan kepribadian yang menjadi contoh atau idaman banyak pihak, menguasai suatu hal dengan sangat baik dan dapat melumpuhkan banyak orang, namun tidak mengancam yang lain (disayang dan dinantikan, banyak akan merasa kehilangan tanpa kehadiran orang tersebut). Kepemimpinan adalah proses dan praktik terus-menerus tidak instant atau terburu-buru, kita senantiasa belajar untuk dapat melakukannya dengan baik. Karisma merupakan suatu proses yang panjang dan untuk memilikinya memerlukan effort yang luarbiasa. Karisma bukanlah dilahirkan tapi dihasilkan oleh effort yang berkualitas dan telah terbukti.

Pemimpin yang memiliki karisma mempunyai ciri : dapat berintegrasi dengan para pekerja yang lain, rekan kerja, manager, eksekutif serta pemberi layanan lainnya. Integritas sangatlah esential dan konsisten menjaganya pada semua segi bidang kehidupan, menjaga nilai moral dan etika (seperti konsisten akan apa yang diucapkan dan dijanjikan). Pemimpin dengan integritas dan rasa percaya diri yang tinggi " akan menjadi inspirasi bagi yang lainnya ",.

6 Langkah untuk dapat mencapai Karisma :

  1. Jadilah orang pertama yang mengambil inisiatif.
  2. Mampu menerima perbedaan dan mampu bersikap akan kebenaran (mempertahankan nilai kejujuran dan kebenaran).
  3. Bertanyalah dan mintalah bantuan (jangan lupa untuk berterima kasih). Banyak orang mempunyai rasa sungkan untuk melakukan hal ini, dikarenakan adanya beban pikiran berhutang budi atau karena faktor gengsi (takut dianggap bodoh).
  4. Berdiri tegak, lurus dan tersenyum. Pada tahap awal, pada umumnya orang terpaku pada apa yang mereka lihat dari pada apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan. Postur yang baik menunjukkan rasa percaya diri, vitalitas, disiplin dan semangat. Mereka "membaca" anda dan membuat kesimpulan berdasarkan apa yang mereka lihat.
  5. Bersikap Manusiawi, Humoris dan Ringan Tangan. (Bersikaplah adil, benar dan sejajar kepada semua orang, karena itulah yang mereka inginkan). Mampu meletakkan dasar untuk saling percaya dalam suatu hubungan, menyadiakan komunikasi intens (tidak rumit).
  6. Janganlah tergesa-gesa, Diam dan Dengarkan. Karisma bukan hanya mengenai diri kita sendiri tetapi lebih pada pengaruh kita terhadap orang lain. "Pengaruh tersebut tidak hanya berasal dari apa yang kita lakukan dan katakan, dapat juga dari apa yang tidak kita lakukan dan tidak kita katakan". Sikap tidak tergesa-gesa, diam dan mendengarkan bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Sikap sadar dalam gerakan dan tindakan, reaksi dan cara kita berbicara. Diam dan mendengarkan adalah sebuah sikap pilihan yang bijak, "dimana kita mendengarkan dan berpikir baru bicara atau bertindak melakukan sesuatu".

Mari kita mencoba menjalankan 6 langkah diatas dalam kehidupan sehari-hari kita, menjadikannya menjadi bagian penting dalam kehidupan organisasi kita untuk mencapai kesuksesan pribadi dan profesional kita.


Friday, November 7, 2008

Leadership Today - Paradigma Kontrol

Permasalahan di dalam mengelola dan memberdayakan Sumber daya Manusia, produktifitas yang tidak maksimal berbanding jumlah dari karyawan, Turn over yang tinggi dan banyak lainnya. Potensi, Bakat dan Kreativitas serta kecerdasan yang belum maksimal dari karyawan kita. Kita terus menerus melakukan proses peningkatan kualitas dalam hal : Pengetahuan (Knowledge), Pelatihan dan seminar untuk meningkatkan "Keahlian (Skill)" serta "Kemampuan dari SDM", yang semuanya bermuara pada "peningkatan produktivitas dan pertumbuhan perusahaan"

Stephen Covey sering berujar dalam beberapa training kepada para audiens:


Berapa yang setuju bahwa sebahagian besar angkatan kerja di Organisasi anda memiliki bakat, kemampuan, kreativitas dan kecerdasan yang jauh lebih besar daripada tuntutan atau peluang yang diberikan pekerjaan mereka saat ini.



Ini masalah dalam Kepemimpinan, prinsip mengelola sumber daya manusia bukanlah seperti mengelola benda, saya yakin kita semua setuju dan mengetahuinya serta sangat yakin kita tidak akan melakukannya. Dalam pelaksanaannya ?, proses yang kita jalankan sering berkata lain. Fasilitas yang baik, gaji yang diatas rata2 industri sejenis atau peralatan kerja yang sangat baik sering kita tampilkan kepermukaan bahwasanya kita (perusahaan) sudah melakukan yang terbaik. Permasalahannya di sumber daya manusai yang ada.

Karyawan yang baru bergabung di organisasi kita, langsung diberikan setumpuk Sistem operation prosedure (SOP) yang ketat dan lengkap, Job description yang terperinci dan jelas serta peraturan perusahaan lainnya. Kemudian menyerahkannya kepada bagian yang terkait (user). Karyawan baru akan ber-interaksi langsung dengan sejawatnya. Pemahaman dibiarkan terbentuk sendiri, berbagai informasi mereka terima (baik dan buruk) dari rekan sejawat. Berapa besar kesabaran dari user untuk dapat dan meluangkan waktunya untuk membimbing, pada umumnya karyawan baru lebih banyak belajar sendiri.
Tenaga kerja kita perlakukan sebagai pegawai atau bawahan. Perlakuan itu membuat motivasi mereka datang dari luar diri mereka. Mereka bekerja sangat tergantung dengan petunjuk dan arahan dari atasan mereka. Pola kepemimpinan yang kita kembangkan adalah menekankan "kontrol" atau pengawasan dan pengendalian",.

Kita mengelola benda, kita sangat sadar bahwasanya benda tak memiliki kemampuan untuk memilih, sedangkan bila kita mengelola manusia, mereka mempunyai daya pilih. Kita menginginkan, orang-orang yang berada di dalam organisasi kita mampu memberikan kontribusi yang maksimal sesuai dengan kemampuan maksimal mereka (sesuai dengan kapasitas optimal). Perlakuan terhadap karyawan sebagai mitra, asset yang berharga dan menjalankan paradigma manusia utuh mutlak kita perlukan saat ini.

Manusia memiliki empat dimensi : Tubuh, Hati, Pikiran dan Jiwa. Ke empatnya juga merefleksikan kebutuhan dasar manusia. Hidup (untuk tubuh), Cinta (Hati), Belajar (Pikiran) dan meninggalkan warisan (Jiwa). Manusia juga membutuhkan akan makna, kontribusi dan integritas. Sadar atau tidak, orang memilih sendiri berapa banyak yang bisa mereka berikan untuk pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka, tergantung pada bagaimana mereka menerima perlakukan (diperlakukan) dan bisa mendapatkan peluang untuk dapat mempergunakan empat bagian sifat alamiahnya.

Jika kita mengabaikan salah satu saja kondisi alamiah manusia tersebut, kita akan mengubah mereka menjadi benda. Lalu , apakah yang kita perlakukan pada benda ?, ya kita harus mengontrol dan mengelola mereka supaya tetap termotivasi.

Kita mungkin memberikan gaji yang besar dan fasilita kerja yang lengkap dan Hi-tech. Apakah itu telah menyentuh Hati dan Jiwa mereka ?, Tidak semua orang yang hati dan jiwanya bisa disetuh dengan Uang.

Kepemimpinan tidak semata tentang dengan kontrol, Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menjadikan manusia mencapai dan mengoptimalkan " kapasitas, kemampuan serta senantiasa mampu melakukan proses perubahan kearah yang lebih baik", bagi dirinya dan perusahaan. Mendorong dan memberikan kesempatan menjadi manusia seutuhnya untuk mencapai tujuan : Menggugah, Mengilhami dan Berharga. Pemimpin harus menjalankan praktek manajemen yang tepat di saat ini (era teknologi dan era kemajuan pengetahuan) yang memperlakukan manusia di empat (4) secara utuh : Tubuh, Hati, Pikiran dan Jiwa.

Para pemimpin hendaknya memberikan ruang dan kesempatan yang terbuka pada setiap orang yang ada dalam organisasinya, menjadi percaya bukanlah hal yang mudah. Mind-set, skill set, Tool set serta dari seorang Pemimpin harus dimaksimalkan. Setiap person yang melamar dan kemudian menjadi karyawan, pastilah mempunyai harapan dan tujuan yang besar disaat mereka mulai bekerja di organisasi kita, mereka mempunyai mimpi atau gambaran besar hidup meraka bersama perusahaan. Pergeseran tujuan dan harapan bahkan kegagalan dikedepannya tidaklah semata karena diri mereka.






 

FREE HOT VIDEO 1 | HOT GIRL GALERRY 1

FREE HOT VIDEO 2 | HOT GIRL GALERRY 2

FREE HOT VIDEO 3 | HOT GIRL GALERRY 3

FREE HOT VIDEO 4 | HOT GIRL GALERRY 4

FREE HOT VIDEO 5 | HOT GIRL GALERRY 5

FREE HOT VIDEO 6 | HOT GIRL GALERRY 6

FREE HOT VIDEO 7 | HOT GIRL GALERRY 7

FREE HOT VIDEO 8 | HOT GIRL GALERRY 8

FREE HOT VIDEO 9 | HOT GIRL GALERRY 9

FREE HOT VIDEO 10|HOT GIRL GALERRY 10

FREE HOT VIDEO 11|HOT GIRL GALERRY 11