Stephen Covey sering berujar dalam beberapa training kepada para audiens:
Berapa yang setuju bahwa sebahagian besar angkatan kerja di Organisasi anda memiliki bakat, kemampuan, kreativitas dan kecerdasan yang jauh lebih besar daripada tuntutan atau peluang yang diberikan pekerjaan mereka saat ini.
Ini masalah dalam Kepemimpinan, prinsip mengelola sumber daya manusia bukanlah seperti mengelola benda, saya yakin kita semua setuju dan mengetahuinya serta sangat yakin kita tidak akan melakukannya. Dalam pelaksanaannya ?, proses yang kita jalankan sering berkata lain. Fasilitas yang baik, gaji yang diatas rata2 industri sejenis atau peralatan kerja yang sangat baik sering kita tampilkan kepermukaan bahwasanya kita (perusahaan) sudah melakukan yang terbaik. Permasalahannya di sumber daya manusai yang ada.
Karyawan yang baru bergabung di organisasi kita, langsung diberikan setumpuk Sistem operation prosedure (SOP) yang ketat dan lengkap, Job description yang terperinci dan jelas serta peraturan perusahaan lainnya. Kemudian menyerahkannya kepada bagian yang terkait (user). Karyawan baru akan ber-interaksi langsung dengan sejawatnya. Pemahaman dibiarkan terbentuk sendiri, berbagai informasi mereka terima (baik dan buruk) dari rekan sejawat. Berapa besar kesabaran dari user untuk dapat dan meluangkan waktunya untuk membimbing, pada umumnya karyawan baru lebih banyak belajar sendiri.
Kita mengelola benda, kita sangat sadar bahwasanya benda tak memiliki kemampuan untuk memilih, sedangkan bila kita mengelola manusia, mereka mempunyai daya pilih. Kita menginginkan, orang-orang yang berada di dalam organisasi kita mampu memberikan kontribusi yang maksimal sesuai dengan kemampuan maksimal mereka (sesuai dengan kapasitas optimal). Perlakuan terhadap karyawan sebagai mitra, asset yang berharga dan menjalankan paradigma manusia utuh mutlak kita perlukan saat ini.
Manusia memiliki empat dimensi : Tubuh, Hati, Pikiran dan Jiwa. Ke empatnya juga merefleksikan kebutuhan dasar manusia. Hidup (untuk tubuh), Cinta (Hati), Belajar (Pikiran) dan meninggalkan warisan (Jiwa). Manusia juga membutuhkan akan makna, kontribusi dan integritas. Sadar atau tidak, orang memilih sendiri berapa banyak yang bisa mereka berikan untuk pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka, tergantung pada bagaimana mereka menerima perlakukan (diperlakukan) dan bisa mendapatkan peluang untuk dapat mempergunakan empat bagian sifat alamiahnya.
Jika kita mengabaikan salah satu saja kondisi alamiah manusia tersebut, kita akan mengubah mereka menjadi benda. Lalu , apakah yang kita perlakukan pada benda ?, ya kita harus mengontrol dan mengelola mereka supaya tetap termotivasi.
Kita mungkin memberikan gaji yang besar dan fasilita kerja yang lengkap dan Hi-tech. Apakah itu telah menyentuh Hati dan Jiwa mereka ?, Tidak semua orang yang hati dan jiwanya bisa disetuh dengan Uang.
Kepemimpinan tidak semata tentang dengan kontrol, Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menjadikan manusia mencapai dan mengoptimalkan " kapasitas, kemampuan serta senantiasa mampu melakukan proses perubahan kearah yang lebih baik", bagi dirinya dan perusahaan. Mendorong dan memberikan kesempatan menjadi manusia seutuhnya untuk mencapai tujuan : Menggugah, Mengilhami dan Berharga. Pemimpin harus menjalankan praktek manajemen yang tepat di saat ini (era teknologi dan era kemajuan pengetahuan) yang memperlakukan manusia di empat (4) secara utuh : Tubuh, Hati, Pikiran dan Jiwa.
Para pemimpin hendaknya memberikan ruang dan kesempatan yang terbuka pada setiap orang yang ada dalam organisasinya, menjadi percaya bukanlah hal yang mudah. Mind-set, skill set, Tool set serta dari seorang Pemimpin harus dimaksimalkan. Setiap person yang melamar dan kemudian menjadi karyawan, pastilah mempunyai harapan dan tujuan yang besar disaat mereka mulai bekerja di organisasi kita, mereka mempunyai mimpi atau gambaran besar hidup meraka bersama perusahaan. Pergeseran tujuan dan harapan bahkan kegagalan dikedepannya tidaklah semata karena diri mereka.
No comments:
Post a Comment