Pemerintah akan merevisi target menjadi 6-6,1 persen dari sebelumnya 6,3 persen.Hal tersebut disampaikan Menkeu/Menko Perekonomian Sri Mulyani dalam jumpa pers di Gedung Depkeu, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (9/10/2008).
"Karena situasi krisis ini, pertumbuhan ekonomi yang telah disepakati dengan DPR sebesar 6,3 persen, pemerintah akan meminta revisi kepada DPR, menjadi antara 6-6,1 persen di 2009," ujarnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Swaray Goeltom menambahkan dengan kondisi krisis sektor keuangan seperti sekarang diperkirakan dampaknya akan terasa hingga 2009, akibatnya pertumbuhan ekonomi 2009 akan terevisi ke bawah.
"Dengan kondisi ekonomi saat ini kita memang masih berbeda dengan negara maju yang mulai mengalami pelambatan kita masih mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga likuditas masih diperlukan di tengah kekeringan likuiditas yang terjadi secara global saat ini," ujarnya.
Sebelumnya asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2009 diperhitungkan sebesar 6,3% dengan tingkat inflasi 6,2%.
Kepakatan lain yang telah diputuskan panja asumsi DPR adalah suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan sebesar 8%, nilai tukar Rp 9.150/US$, harga BBM US$100/barel dan lifting minyak 960 ribu bph.
No comments:
Post a Comment