Sejumlah perusahaan Grup Bakrie mencatat kenaikan laba bersih untuk laporan keuangan audited selama semester I 2008 yang dipimpin perusahaan perkebunan, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) yang untungnya melonjak 335%.
Kenaikan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil) masih menjadi penggerak utama kenaikan laba bersih UNSP yakni menjadi Rp326,446 miliar naik 335% dari Rp75,025 miliar pada semester I tahun lalu.
Dari laporan keuangan yang diumumkan di koran Bisnis Indonesia hari ini Direksi UNSP mengatakan untung ini diperoleh dari penjualan bersih yang terkerek 147,6% menjadi Rp1,58 triliun dari Rp638,03 miliar. Laba usaha juga melejit 155% menjadi Rp416,65 dari Rp163,15 miliar. Total aset UNSP Rp4,67 triliun naik dari Rp2,32 triliun.
Perusahaan Grup Bakrie lainnya, PT Bakrie Development Tbk (ELTY) juga mencatat kenaikan laba bersih sebesar 50,34% menjadi Rp72,18 miliar pada semester I 2008 dari Rp48,01 miliar periode yang sama tahun lalu.
Laba usaha ELTY juga meningkat 38,18% menjadi Rp75,24 miliar dari Rp54,45 miliar dan pendapatan meroket 111% menjadi Rp19,77 miliar dari Rp9,37 miliar. Dengan demikian laba bersih per saham menjadi Rp3,48 sedangkan pada semester I tahun lalu tidak ada laba bersih per saham.
PT Bakrie Telecom Tbk, grup Bakrie yang bergerak pada telekomunikasi yakni operator ESIA, juga membukukan untung 59,5% dari Rp39,1 miliar menjadi Rp 62,4 miliar pada semester I 2008 yoy.
Namun Laba bersih PT Bumi Resources Tbk (BUMI) semester I 2008 terjungkal 138,67% menjadi US$301,79 juta dari semester I tahun lalu US$720,30 juta. Laba bersih per 1.000 lembar saham semester I tahun ini pun anjlok 149,77% menjadi US$15,67 per 1.000 lembar saham dari US$39,14.
Laba operational naik 102% menjadi $423juta. Margin operational perseroan naik signifikan 10% menjadi 28%.
Penurunan laba bersih ini disebabkan salah satunya karena tidak adanya laba atas penjualan investasi pada semester I tahun ini, sedangkan pada tahun lalu perusahaan penghasil batu bara ini mampu memperoleh laba dari penjualan investasi sebesar US$547,16 juta. Selain itu karena ada penjualan asset kepada Tata 2007 dan Minority Interest 2008.
Namun sejak perseroan listing (mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia) pada 1999, harga sahamnya sudah melonjak 65 kali hingga akhir Agustus 2008. Harga saham BUMI dalam sebulan terakhir terus berfluktuasi seiring volatilitas harga minyak mentah dunia yang sudah turun 23% dari rekor tertingginya US$147,27 per barel pada 11 Juli 2008.
Source :Bisnis Indonesia
Monday, September 1, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment