"Pada Sabtu (27/11), dari pukul 07.16 WIB - 16.56 WIB, atau dalam tempo sembilan jam lebih kami mencatat 286 gempa yang terjadi di dalam Gunung Anak Krakatau," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau Anton S Pambudi di Cinangka, Serang, Banten, Minggu (28/11).
Beberapa gempa yang terjadi, kata dia, getarannya bisa dirasakan sampai pos pemantau.
Gunung Anak Kralatau yang berada di Selat Sunda, juga mengelaurkan tiga kali suara dentuman yang disertai getaran, yang juga bisa dirasakan hingga pos pemantau.
Ia menjelaskan, dari 286 gempa yang yang terjadi di Gunung Anak Krakatau, vulkanik dalam (VA) empat kali, vulkanik dangkal (VB) 78 kali, letusan 34 kali, tremor letusan 77 kali, tremor harmonik dua kali, dan hembusan 91 kali.
Anton juga menjelaskan, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status GAK pada level II atau 'waspada'. Dengan status itu, kata dia, masyarakat masih dilarang mendekat gunung tersebut, pada radius dua kilometer, karena bisa membahayakan keselamatan.
"Peringatan itu, masih terus berlaku selama Gunung Anank Krakatau berada pada level II atau waspada," ujarnya.
Sementara itu mengenai aktivitas kegempaan yang terjadi ada Jumat (26/11), dari pukul 09:10 WIB - 10:21 WIB, 31 gempa yang yang terjadi di GAK, sembilan kali di antaranya merupakan vulkanik dangkal (VB), letusan lima kali, tremor empat kali dan hembusan 13 kali.
No comments:
Post a Comment