Harga produk elektronik berbasis impor (build up) mulai mengalami penurunan pada pertengahan bulan Mei 2009 sebesar 3%-5%. Penyebabnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah mulai menguat beberapa minggu terakhir ini.
Sayangnya produk-produk elektronik yang rakitan dalam negeri yang sebenarnya mendominasi pasar, belum bergeming alias tidak mengikuti pergerakan penguatan kurs rupiah.
"Saat ini harga relatif stabil, tetapi memang khusus untuk produk impor yang build up sudah turun di pertengahan bulan ini, 3% sampai 5%," kata Sekjen Electronic Marketer Club (EMC) Handojo Soetanto saat dihubungi detikFinance, Selasa (19/5/2009).
Beberapa produk impor yang mengalami penurunan itu antaralain TV LCD layar lebar dengan ukuran diatas 50 inc, produk lemari es ukuran besar dan lain-lain.
"Produk-produk yang turun itu, yang jualannya kecil, kebanyakan belum diproduksi di dalam negeri," jelasnya.
Ia menjelaskan salah satu alasan yang menyebabkan produsen dan pedagang belum menurunkan barang elektronik rakitan dalam negeri karena saat ini patokan kurs untuk impor komponen masih menggunakan patokan Rp 10.500 artinya sudah relatif sama dengan kurs saat ini.
Patokan kurs di kisaran 10.500 sudah lama digunakan oleh produsen elektronik pada saat kurs rupiah terhadap dollar menyentuh 12.000, sehingga pada waktu itu margin yang didapat sangat tipis bahkan untuk produk tertentu cenderung ada subsidi.
"Waktu Desember lalu, kita tidak banyak menaikan karena dinaikan pasar bisa tambah hancur. Sekarang ini kita menunggu kurs stabil baru akan kita turunkan," ucapnya.
Sumber : detik finance
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment