Dialog Calon Presiden dan Kadin
Pengusaha menilai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pasangan capres dan cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto tidak realistis. Pasangan tersebut menargetkan pertumbuhan ekonomi minimal 10 persen pada tahun keempat pemerintahan berikutnya.
"Sekarang dilihat dulu bagaimana strategi menuju ke sana. Coba dilihat, GDP US$ 500 miliar kalau dinaikkan 10 persen misalnya jadi US$ 50 miliar, berapa kontribusi perkebunan? Padahal konsumsi maksimum hanya 4 persen dari pertumbuhan demografi," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Benny Soetrisno usai Dialog Capres dengan Kadin di Hotel Shangri-La Jakarta, Jumat, 22 Mei 2009.
Seharusnya, dia menambahkan, Megawati mengatakan semakin banyak peraturan yang ada sebaiknya ada clearing house. "Supaya tidak ada paradoks peraturan," katanya. Karena, menurutnya, setiap pemerintahan baru pasti ada peraturan baru lagi. Sementara, peraturan-peraturan yang belum selesai dituntaskan tidak juga dilanjutkan pada pemerintahan selanjutnya.
"Sekarang apa kita punya UU Perdagangan? Kita masih pakai sub ordinasi. Sementara UU Perindustrian yang sudah ada pada tahun 1987, tapi PP-nya sampai sekarang tidak ada," katanya.
Karena belum ada peraturan pemerintah tentang undang-undang tersebut, Benny menilai peran Menteri Perindustrian menjadi timpang tindih dengan Menteri Kesehatan kalau terkait farmasi, Menteri Kehutanan kalau terkait produk kehutanan, atau Menteri Pertanian kalau itu produk pertanian.
Hal serupa dikatakan pengurus Kadin lainnya, Bambang Soesatyo. "Kalau dua digit agak sulit, kalau di bawah 9 persen masih bisa," ujarnya. Untuk mencapainya, menurutnya, tergantung strategi yang diambil pasangan capres dan cawapres tersebut. "Kalau utang luar negeri bisa dinegosiasikan untuk 3 atau 4 tahun ke depan, mungkin bisa," katanya.
Pengusaha meminta, kata Bambang, pemerintah bisa tegas dan sejalan. "Yang terpenting bagaimana mensinkronkan kebijakan di lapangan banteng dan kebin sirih," ujarnya. Bambang menilai, capres JK ataupun Megawati ada kemauan kuat ke sana. Sementara SBY, Bambang tak mau berkomentar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment