PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan pertumbuhan 114 persen menjadi Rp1,219 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp570 miliar.
"Kami telah membukukan laba bersih sebesar Rp1,219 triliun atau meningkat sebesar 114 persen," ujar Sekretaris Perusahaan PGAS M Wahid Sutopo, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (4/5/2009).
Pertumbuhan laba bersih pada periode tersebut, menurutnya didorong oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 62 persen menjadi Rp4,478 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp2,768 triliun.
Dalam periode tersebut, perseroan juga telah mencatatkan pertumbuhan laba usaha sebesar 78 persen dan kenaikan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi EBITDA sebesar 65 persen bila dibandingkan triwulan I-2008.
Sementara itu, volume penjualan gas perseroan hingga akhir Maret 2009, mencapai 721 MMScfd atau meningkat sebesar 37 persen dibandingkan triwulan I-2008. Sedangkan, volume penyaluran pada usaha transmisi gas perseroan tercatat sebesar 779 MMScfd.
"Karena didorong adanya peningkatan kapasitas pemakaian gas oleh pelanggan industri terutama sektor pembangkit tenaga listrik," imbuhnya.
Untuk kerugian kurs, dia mengungkapkan mengalami penurunan sebesar 33 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp134 miliar. Dengan demikian, di akhir 2008, kerugian kurs perseron tercatat sebesar Rp2,5 triliun.
Wahid menuturkan, perseroan melakukan upaya lindung nilai melalui fasilitas kontrak swap mata uang Jepang, yen terhadap USD untuk mengantisipasi kerugian dari transaksi yang menggunakan mata uang asing
"Kami telah membukukan laba bersih sebesar Rp1,219 triliun atau meningkat sebesar 114 persen," ujar Sekretaris Perusahaan PGAS M Wahid Sutopo, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (4/5/2009).
Pertumbuhan laba bersih pada periode tersebut, menurutnya didorong oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 62 persen menjadi Rp4,478 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp2,768 triliun.
Dalam periode tersebut, perseroan juga telah mencatatkan pertumbuhan laba usaha sebesar 78 persen dan kenaikan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi EBITDA sebesar 65 persen bila dibandingkan triwulan I-2008.
Sementara itu, volume penjualan gas perseroan hingga akhir Maret 2009, mencapai 721 MMScfd atau meningkat sebesar 37 persen dibandingkan triwulan I-2008. Sedangkan, volume penyaluran pada usaha transmisi gas perseroan tercatat sebesar 779 MMScfd.
"Karena didorong adanya peningkatan kapasitas pemakaian gas oleh pelanggan industri terutama sektor pembangkit tenaga listrik," imbuhnya.
Untuk kerugian kurs, dia mengungkapkan mengalami penurunan sebesar 33 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp134 miliar. Dengan demikian, di akhir 2008, kerugian kurs perseron tercatat sebesar Rp2,5 triliun.
Wahid menuturkan, perseroan melakukan upaya lindung nilai melalui fasilitas kontrak swap mata uang Jepang, yen terhadap USD untuk mengantisipasi kerugian dari transaksi yang menggunakan mata uang asing
No comments:
Post a Comment